Ebiet G. Ade
Ebiet G. Ade (born 21 April 1955) is an Indonesian singer and songwriter cl… Read Full Bio ↴Ebiet G. Ade (born 21 April 1955) is an Indonesian singer and songwriter close to the suppressed society. His musical touch has influenced Indonesian pop music. His lyrics are made by himself, he never collaborates with other musicians to arrange the lyrics, but he can collaborate with them to arrange his musical arrangement.
Born as Abdul Gafar Abdullah in Wonodadi, Banjarnegara; he is the youngest son of Aboe Ja'far. He had many desires: engineer, doctor, and painter. But as it turned out, eventually he became a famous singer, although he only wants to be called a poeter.
In 1970s, Ebiet was close to Yogyakarta young artist society. It formed his musical style. Close to a prolific artist Emha Ainun Nadjib, he often sang his friend’s poems with his guitar. But, when entering recording studio, he did not sing any of Emha’s songs. Although Ebiet felt sorry to leave Yogyakarta, he concentrated to try his luck and natural talent in Jakarta. The recording of his songs were successful. He recorded in the Philippines to get the better recording. But he refused to record his songs in Japanese, when he had a chance to have a concert there.
Married with Yayuk Sugianto (Iis Sugianto’s old sister), in 1982; he has 4 sons: Abietyasakti Ksatria Kinasih, Adaprabu Hantip Trengginas, Byatuasa Pakarti Hinuwih, and Segara Banyu Bening. They lived in Ciganjur, Pasar Minggu, South Jakarta. In his house Ebiet raises about 20 birds.
Later, he recorded in Colombia Record, the United States. Ebiet also involved Adie MS and Jimmy Manoppo to assist his music.
Ebiet was chosen as the favorite singer of ABRI Radio Broadcasting (1989-1992), BASF Awards winner 1984 until 1988, and the best singer in 1997 Indonesian Musical Awards.
Until 1990, he has launched 12 albums, Camellia I (1979), Camellia II (1979), Camellia III (1980), Camellia IV (1980), Langkah Berikutnya (1982), Tokoh-Tokoh (1982), 1984 (1984), Zaman (1985), Isyu! (1986), Menjaring Matahari (1987), Sketsa Rembulan Emas (1988), and Seraut Wajah (1990). But Ebiet "went to seclusion" for the next 5 years. In 1995, the albums he launched were Kupu-Kupu Kertas and Cinta Sebening Embun. In 1996, Ebiet launched Aku Ingin Pulang. Kupu-Kupu Kertas was supported by musicians such as Ian Antono, Billy J. Budiardjo, Purwacaraka, and Erwin Gutawa.
In the following years, Ebiet launched 3 albums, Gamelan (1998), Balada Sinetron Cinta (2000), and Bahasa Langit (2001). Again, he secluded for 5 years, but he once appeared in the collaboration album Kita Untuk Mereka (2004).
In 2007, he launched a new album, In Love: 25th Anniversary, to commemorate his 25-year marriage. All of its songs are about love.
Born as Abdul Gafar Abdullah in Wonodadi, Banjarnegara; he is the youngest son of Aboe Ja'far. He had many desires: engineer, doctor, and painter. But as it turned out, eventually he became a famous singer, although he only wants to be called a poeter.
In 1970s, Ebiet was close to Yogyakarta young artist society. It formed his musical style. Close to a prolific artist Emha Ainun Nadjib, he often sang his friend’s poems with his guitar. But, when entering recording studio, he did not sing any of Emha’s songs. Although Ebiet felt sorry to leave Yogyakarta, he concentrated to try his luck and natural talent in Jakarta. The recording of his songs were successful. He recorded in the Philippines to get the better recording. But he refused to record his songs in Japanese, when he had a chance to have a concert there.
Married with Yayuk Sugianto (Iis Sugianto’s old sister), in 1982; he has 4 sons: Abietyasakti Ksatria Kinasih, Adaprabu Hantip Trengginas, Byatuasa Pakarti Hinuwih, and Segara Banyu Bening. They lived in Ciganjur, Pasar Minggu, South Jakarta. In his house Ebiet raises about 20 birds.
Later, he recorded in Colombia Record, the United States. Ebiet also involved Adie MS and Jimmy Manoppo to assist his music.
Ebiet was chosen as the favorite singer of ABRI Radio Broadcasting (1989-1992), BASF Awards winner 1984 until 1988, and the best singer in 1997 Indonesian Musical Awards.
Until 1990, he has launched 12 albums, Camellia I (1979), Camellia II (1979), Camellia III (1980), Camellia IV (1980), Langkah Berikutnya (1982), Tokoh-Tokoh (1982), 1984 (1984), Zaman (1985), Isyu! (1986), Menjaring Matahari (1987), Sketsa Rembulan Emas (1988), and Seraut Wajah (1990). But Ebiet "went to seclusion" for the next 5 years. In 1995, the albums he launched were Kupu-Kupu Kertas and Cinta Sebening Embun. In 1996, Ebiet launched Aku Ingin Pulang. Kupu-Kupu Kertas was supported by musicians such as Ian Antono, Billy J. Budiardjo, Purwacaraka, and Erwin Gutawa.
In the following years, Ebiet launched 3 albums, Gamelan (1998), Balada Sinetron Cinta (2000), and Bahasa Langit (2001). Again, he secluded for 5 years, but he once appeared in the collaboration album Kita Untuk Mereka (2004).
In 2007, he launched a new album, In Love: 25th Anniversary, to commemorate his 25-year marriage. All of its songs are about love.
More Genres
No Artists Found
More Artists
Load All
No Albums Found
More Albums
Load All
No Tracks Found
Genre not found
Artist not found
Album not found
Search results not found
Song not found
Ebiet G. Ade Lyrics
Ada Sisa-sisa suara Ada sisa-sisa suara yang bergema dalam dada Aku tak menden…
Ada yang Tak Mampu Kulupa Ada yang tak mampu ku lupa Bulu lembut di keningmu Yang mere…
Aku Ingin Pulang Ke mana pun aku pergi Bayang-bayangmu mengejar Bersembunyi d…
Aku Pasrah Kepada Kebenaran Dengan tulus aku memohon ampun padamu Engkau memasang waja…
Anak Aku temukan anak kecil kurus terkapar Menutup wajah dengan…
Apakah Ada Bedanya Apakah ada bedanya Hanya diam menunggu Dengan memburu bayang…
Apakah Mungkin Apakah mungkin engkau merasakan Rindu seperti yang aku derit…
Asmara Satu Ketika Jangan coba bicara mari kita renungkan Di dalam sepiku kau d…
Ayah Aku Mohon Maaf Dan pohon kemuning akan segera kutanam suatu saat kelak dap…
Berita Kepada Kawan Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan Sayang engkau tak du…
Berjalan Dalam Diam Berjalan diam-diam ternyata banyak makna Setiap sudut dapat …
Berjalan Di Hutan Cemara Berjalan di hutan cemara Langkahku terasa kecil dan lelah Ma…
Biarkanlah Aku Diam Biarlah aku buang Di tengah lautan Kerinduan yang bergelora …
Bila Kita Ikhlas Tak selayaknya kita memaki-maki Mengumpat dan menggerutu hid…
Bingkai Mimpi Dalam kepekatan mimpiku Wajahmu tersembunyi Alam semesta mat…
Bunga Bunga Cinta Lyrics : Taman Bunga Cinta [Verse] Berdua kita berjalan di t…
Camelia Di sini, di batu ini Akan kutuliskan lagi Namaku dan namamu …
Camelia 1 Dia Camelia Puisi dan pelitamu Kau sejuk seperti titik embun…
Camelia IV Di sini, di batu ini Akan kutuliskan lagi Namaku dan namamu …
Camellia 1 Dia, Camellia Puisi dan pelitaku kau sejuk seperti titik emb…
Camellia 2 Gugusan hari-hari indah Bersamamu Camellia Bangkitkan kembal…
Camellia 4 Senja hitam di tengah ladang Di ujung pematang kau berdiri P…
Camellia I Dia, Camellia, puisi dan pelitaku kau sejuk seperti titik …
Camellia III Disini... dibatu ini Akan kutuliskan lagi Namaku dan namamu …
Catatan Seorang Penyair Pengembara, penyair jalanan Sepi ia semadi di dalam sangga…
Cinta Di Kereta Biru Malam Semakin dekat aku memandangmu, semakin tegas rindu di kenin…
Cinta Sebening Embun Pernahkah engkau coba menerka apa yang tersembunyi di sudut…
Cintaku kandas di rerumputan :Aku mulai resah menunggu engkau datang :Berpita jingga, se…
Cita Cita Si Kecil Anak Desa Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil Tinggal d…
Dan Hari Ini Engkau Lembut suara seruling entah siapa gerangan yang meniup Bak t…
Dendang Kita Bersama Setiap nyanyian cinta mesti terdengar lembut Penuh bisikan r…
Dengarkanlah Kata Kataku Secepat mungkin engkau harus berhenti Menghabiskan nafas di …
Di Sudut Rumah Mu Di sudut rumah-Mu aku bersujud Seusai berkeliling tujuh puta…
Dia Lelaki Ilham Dari Sorga Dia yang berjalan melintasi malam Adalah dia yang kemarin da…
Dimanakah Matahariku Pokok pinus di tengah hutan Terduduk yang sendiri Menjerit t…
Doa Sepasang Petani Mari kita tunggu datangnya hujan Duduk bersanding di pelatar…
Dongeng dari Negeri Antah Berantah Hormatilah jabatanku putra tunggal kepala kampung Punya hak …
Eksekusi Apalagi yang ingin kau katakan? Mumpung aku masih di sini…
Elegi Esok Pagi Ijinkanlah kukecup keningmu bukan hanya ada di dalam angan …
Engkaulah Yang Merebut Hatiku Engkaulah satu-satunya Yang merebut hatiku Meskipun aku tak …
Episode Cinta Yang Hilang Ke manakah akan kucari lagi butir-butir cintaku yang lama …
Gadis Remang Waktu kau bicara Berhamburlah bujuk manis bagai madu Melantu…
Gemuruh Deburan Ombak Cintaku Untukmu Sorot matamu teduh memukau Dari balik piano Rona wajahmu pen…
haruskah aku menyerah Haruskah aku menyerah melawan kebisingan? Suara hatiku, jer…
Hemat cintamu Berhentilah sebelum terlambat Kau terjerumus semakin jauh …
Hidup 1 Malam ini aku mesti pulang Untuk segera tidur di kamarku yan…
Hidup III Sekarang aku tengah tengadah ke langit Berjalan di atas bint…
Hidup IV Oh rentangkan tangan-Mu Bersama datang malam Agar dapat kure…
Hidupku Hanya Milikmu Ketika aku mencari cahayamu Menerobos lewat celah dedaunan B…
Huru Hara Sepasang mata elang Mengintai dari langit Membakar-bakar dan…
Ingin Kupetik Bintang Kejora Mengapa kau tak melihat Apa yang aku fikirkan Semuanya terbu…
Isyu Engkau pasti menuduhku Telah bersekutu dengan setan Menyangk…
Izinkan Aku Reguk Cinta Mu Aku bertasbih bukan hanya karena Takut akan azab nerakamu A…
Jakarta II Ada yang difikirkan sebelum tertidur Anaknya yang mungil dan…
Kalian Boleh Coba Jemari tanganmu Menari di atas Bilah-bilah piano Menyanyi b…
Kalian Dengarkah Keluhanku Dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama Demi terhenti tangi…
Kapankah Kita Akan Berlabuh Kapankah kita kan merapat Di pantai yang kita impikan Untuk …
Kembara Lintas Panjang Perjalanan yang tak pernah kuduga Menelusuri kemarau Melangk…
KepadaMu Aku Pasrah Kepada mu aku pasrahkan Seluruh jiwa dan ragaku Hidup dan ma…
Kesaksian Anak Sampah Perjalanan yang menakjubkan membuka mata fikiranku Angin…
Ketika Aku Mulai Ketika masih belum banyak tahu Hidup ini kuanggap begitu m…
Khilaf Makin jauh kau terkubur lingkaran angan-angan Engkau tak s…
Kita Hanya Bidak Bidak Catur Jangan terlampau lama Engkau membuang waktu Pastikan dengan …
Konserto Doa Ke mari berkumpul duduk melingkariku Semua anakku tercinta A…
Kontradiksi di Dalam Aku sering merasa kesal serta bosan Menunggu matahari bangki…
Kosong Ketika diam menjerat aku ke dalam ruang hampa Angin berhembu…
Kugandeng Tangan GaibMu Aku ingin mengikutimu betapa pun jauh Perjalanan yang bakal …
Kupu Setiap waktu engkau tersenyum Sudut matamu memancarkan rasa …
Kupu-Kupu Kertas Setiap waktu engkau tersenyum Sudut matamu memancarkan rasa…
Lagu Untuk Sebuah Nama Mengapa jiwaku mesti bergetar sedang musik pun manis kudeng…
Lakon Anak-Anak Bencana Mengapa begitu ganas engkau bergejolak Semburkan api sebarka…
Langit Terluka Jala api, lidahnya terjulur menyengat wajah bumi Awan terb…
Maka Rekatlah Cinta Kita Setiap pagi aku kecup Cahaya lembut di keningmu Kau tengadah…
Masih Ada Waktu Bila masih mungkin kita menorehkan batin Atas nama jiwa dan …
Menjaring Matahari Kabut sengajakah engkau mewakili pikiranku Pekat hitam peral…
Mimpi di Parang Tritis Engkau terlena Dalam pelukan dingin malam Matamu terpejam Ke…
Mimpi-Mimpi Yang Kandas Anak perawan berkebaya Bersenandung sambil menuai padi Menun…
Nasehat Pengemis Untuk Istri Istriku, Marilah kita tidur Hari telah larut malam Lagi seha…
Nyanyian Bumi Seebrang Menyeberangi danau biru terbentang Bersama istri dan anakku …
Nyanyian Burung Dan Pepohonan Pernahkah engkau dengar Nyanyian burung murai Ketika gerimis…
Nyanyian Cinta Satu Ketika Jangan coba bicara mari kita renungkan Di dalam sepiku kau d…
Nyanyian Kasmaran Sejak engkau bertemu lelaki bermata lembut Ada yang tersenta…
Nyanyian Ombak :Kau diamkan bahkan kau tinggalkan :Aku yang tertegun di da…
Nyanyian Pendek Buat Anak Mestinya aku gembira Banyak gadis yang memandangku Ada yang …
Nyanyian Rindu Tubuhmu yang terbungkuk tersandar lemah Di kursi kayu tua Je…
Nyanyian Suara Hati Sering kali aku merasa jengah dan sungkan Bicara tentang sau…
Opera Tukang Beca Ia melangkah terhuyung menyeret tubuh yang kurus Mencari…
Opera Tukang Becak Ia melangkah terhuyung Menyeret tubuh yang kurus Mencari su…
Orang Dari sudut-sudut mataku Mengalir butir air bening Kuhapus de…
Orang-Orang Terkucil Dari sudut-sudut mataku mengalir butir air bening kuhapus …
Orator Kita adalah sepasukan burung garuda jantan Yang hendak mereb…
Pengemis dan Tukang Copet :Anak lelaki kering kerontang :bersandar di besi palkam, m…
Perjalanan Menjaring Matahari Perjalanan jiwa menelusuri waktu Menata suratan takdir Ku la…
Pesta Pada sebuah pesta aku kehilangan sesuatu Bukan yang namp…
Potret Anak Harapan Terbayang di pelupuk mataku derita mereka yang terusir terg…
Potret Hitam Putih Coba kalian dengar lagi satu cerita dariku Adalah seseorang …
Puisi Bulan Madu Dalam kesempatan yang lama kutunggu Cuaca cerah memancar si…
Rembulan Menangis :Rembulan menangis :di serambi malam ho.. :Intan buah ha…
Rindu Kehadiranmu Betapun jauhnya aku mengembara tak dapat kulepaskan Suaramu …
Rinduku Menggumpal Kapankah kau datang Senjakala telah mulai turun Aku selalu m…
Saksikan Bahwa Sepi Dengarlah suara gemercik air Di balik rumpun bambu di sudut …
Seberkas Cinta Yang Hilang Masih sanggup untuk kutahankan Meski telah kau lumatkan hati…
Seberkas Cinta yang Sirna :Masih sanggup untuk kutahankan :Meski telah kau lumatkan …
Sejoli Kasih Sarman dan Lasmi Sepasang kekasih yang terjerat Lingkaran cinta yang menggebu…
Selingkuh :Aku tak pernah menghitung langkahku sendiri :Bermula dari…
Senandung Jatuh Cinta Rambutmu yang hitam panjang jatuh di bahu Kadang luruh di…
Sepucuk Surat Cinta Coba kau tinggalkan aku sendiri Untuk belajar menahan kerind…
Seraut Wajah Wajah yang selalu dilumuri senyum Legam tersengat terik mata…
Serenade Apakah ini nyata Atau hanya bayangan Ketika kau turun menemu…
Sketsa Rembulan Emas Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala angin mati dan…
Tak pernah Pupus Rinduku Tak pernah padam Rinduku pada laut Di sana dapat aku menyela…
Tanah Air Mata Ketika dahan dan ranting terhempas Menyelinap seberkas cahay…
Taubat KepadaMu ingin kupersembahkan bakti dan sujudku Sekian lama…
Titip Rindu Buat Ayah Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan hemp…
Tuhan Tak Pernah Henti Menjeritlah menjeritlah Lampiaskan semua galau di dada Berte…
Untuk Kita Renungkan Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan d…
Wajahku Masih Yang Kemaren Tak pernah aku bermimpi Duduk di atas panggung gemerlap Meny…
Yang Telah Selesai Jangankan untuk berpikir Sedang mendengar pun enggan Jeritan…
Yang Terluka Tersentak dari lamunan ketika kau datang Seingatku cukup l…
Yogyakarta Seperti debu Tajam menerpa mata Aku tersentak dari lamunan K…
Zaman Lelaki yang tersuruk di ketiak angin Langkahnya terhambat,…