Current members:
Guitar and Keyboard: Dhani Ahmad Prasetyo (1986-2011).
Lead Guitar: Andra Junaidi (1986-2011).
Vocal: Once Mekel (1999-2011).
Bass: Yuke Sampurna (2002-2011).
Drums: Agung Yudha (2007-2011).
Previous members:
Drummers:
Wawan Juniarso (1986 - 1994).
Rere Reza (1994-1995).
Wong Aksan (1995-1998).
Bimo Sulaksono (1998).
Setyo Nugroho (1999-2007).
Vocal: Ari Lasso (1989-1999).
Bass: Erwin Prasetya (1986-2002).
Dewa 19's original drummer, Wawan Juniarso, was left the band while they recorded their album "Format Masa Depan" in 1994. He was replaced by a temporary drummer, Rere Reza (Drummer Ada Band) to finishing the album.
Rere Reza was replaced by Dewa's official drummer, Wong Aksan, while they recorded "Terbaik Terbaik" in 1995. But one year after they were released "Pandawa Lima" album, Wong Aksan has officially fired because too many Jazz style on his drums style. Wong Aksan was replaced by Bimo Sulaksono but not long after that, he was left the band and creating a new band Romeo with Bebi in 1998.
Dewa 19 had another problem too. Their Vocalist and Bassist, Ari Lasso and Erwin Prasetya were having reliance with drugs. Their drug habits made Dewa 19's concert were canceled and their fifth album was unfinished. Ari and Erwin have been gived some rehabilitations by Dewa 19's management. Unfortunately, just Erwin was succesfully rehabilitated, and Ari was getting worse for their habit.
Ari Lasso were forcefully fired in 1999 because his condition was too worst for consequence about his drugs habit. Dewa 19 was released their best songs from previous albums in an album, "The Best of Dewa 19" to commemorate Ari for his merits for Dewa 19.
Ari Lasso was replaced by Once Mekel in 1999. Once was inviting Setyo Nugroho to join Dewa 19 too. Then Setyo was officially as Dewa 19's Drummer in 1999.
After vacuum for three years, they were changing their name from Dewa 19 to Dewa and they were presented their new formation. With new band name, they were released three great successful albums, "Bintang Lima", "Cintailah Cinta", and "Laskar Cinta".
After the band was released "Cintailah Cinta", Erwin Prasetya was fired by Dewa 19 management and then he was replaced by former bassist of The Groove, Yuke Sampurna. The band changed back their band name to Dewa 19 in 2004 after releasing "Laskar Cinta".
After the band was released "Kerajaan Cinta" album in 2007, Setyo Nugroho's suffer for legs nervous breakdown. According to some advices from neurology doctors, Setyo was mandated to left the band because his nerve breakdown made him couldn't play the drums for the long time. Setyo Nugroho was replaced in 2007 by Agung Yudha.
After their world tour concert in 2006, Every members was focused for their side-projects. Andra has side-project band, Andra and The BackBone. Once Mekel has focused for his solo career. Yuke Sampurna has two side-project bands, Number One and The Chemistry. And Dhani has developing their management become a new management named "Republik Cinta" which it was popularizing some musicians like Dewi Dewi, Mulan Jameela, The Virgin, Mahadewi, and Alexa Key.
All members were too focused their project and that was making their tenth album "Kesultanan Cinta" unfinished.
In 2011, Once Mekel was declaring if he has left the band. After 25 years in Indonesia's music arena, Dewa 19 has officially disbanded.
Cukup Siti Nurbaya
Dewa 19 Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴ Line by Line Meaning ↴
Meresap kini di dinding zaman
Mencoba - coba kikis naluri
Agitasi murahan yang ada lagi
Mohon acuhkan Palingkan muka
Oh.. Memang dunia
Buramkan satu logika
Hanya ternilai sebatas rupiah
Coda:
Dengarkan manusia yang terasah falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Reff:
Katakan!! Pada Mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan!! Pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
(Bukan itu Mama... Bukan itu Papa... 2x)
Oh.. Cukup Siti Nurbaya
Yang mengalami Pahitnya dunia
Hidupku kamu dan mereka semua
Takkan ada yang bisa memaksakan jalan
Hidup yang 'kan tertempuh
Back to Coda, Reff:
The song "Cukup Siti Nurbaya" by Dewa 19 talks about the struggles of love and how it can be hindered by societal constraints. The opening lines speak of the lingering chains of love that are present in modern times. The singer describes how he is trying to rid himself of these chains in order to follow his own instincts rather than the cheap agitation that society often makes us feel. The singer pleads for others to turn away from these societal pressures and to instead focus on the deeper meaning of life.
The following stanza speaks to the inconsistency of the world and how it often obscures true logic. The singer points out how people are valued based on material wealth, leading to a superficial world that belittles the true worth of humanity. The coda speaks of the importance of listening to those with a deeper philosophical understanding of the world. The refrain then reiterates the importance of love and how it is the only thing that can truly soothe the world.
Line by Line Meaning
Oh.. Masih ada Belenggu ruang cinta
Oh.. the shackles of love still exist, penetrating the walls of time
Meresap kini di dinding zaman
Permeating now through the walls of time
Mencoba - coba kikis naluri
Trying to scrape away our instincts
Agitasi murahan yang ada lagi
The cheap unrest that still remains
Mohon acuhkan Palingkan muka
Please disregard, turn your face away
Oh.. Memang dunia
Oh.. the world
Buramkan satu logika
Blurs one logic
Seolah -olah hidup kita ini
As if our lives
Hanya ternilai sebatas rupiah
Are only valued by the amount of money we have.
Dengarkan manusia yang terasah falsafah
Listen to the person whose philosophy is sharpened
Sesaat katanya itu bukan dogma
Though what he says may not be doctrine
Katakan!! Pada Mama
Say it!! To Mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Love is not just about money and power
Pastikan!! Pada semua
Make sure!! To everyone
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Only love can cool the world
Oh.. Cukup Siti Nurbaya
Oh.. it's enough for Siti Nurbaya
Yang mengalami Pahitnya dunia
Who has experienced the bitterness of life
Hidupku kamu dan mereka semua
My life, you, and all of them
Takkan ada yang bisa memaksakan jalan
No one can force a path
Hidup yang 'kan tertempuh
Life that will be traveled
Contributed by Ian J. Suggest a correction in the comments below.
PEE MAY
LYRICS :
Oh, masih ada
Belenggu ruang cinta
Meresap kini di dinding zaman
Mencoba-coba kikis naluri
Agitasi murahan yang ada lagi
Mohon acuhkan, palingkan muka
Uh!
Oh, memang dunia
Buramkan satu logika
Seolah-olah hidup kita ini
Hanya ternilai sebatas rupiah
Dengarkan manusia yang terasah falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Uh!
Katakan pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
(Bukan itu mama, bukan itu papa)
(Bukan itu mama, bukan itu papa)
Oh, cukup Siti Nurbaya yang mengalami
Pahitnya dunia
Hidupku, kamu, dan mereka semua
Takkan ada yang bisa memaksakan jalan
Hidup yang 'kan tertempuh
Dengarkan manusia yang terasah oleh falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Katakan pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan (katakan)
Pada mama (pada mama papa)
Cinta bukan hanya harta dan tahta (bukan harta dan tahta)
Pastikan (pastikan)
Pada semua (pada semua)
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan ... ('kan) pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta (bukan harta tahta)
Pastikan pada semua (hanya cinta sejukkan)
Hanya cinta yang sejukkan dunia (cinta sejukkan dunia)
Bukan itu mama, bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Muftia Umami
Oh.. masih ada, belenggu ruang cinta
Meresap kini, di dinding zaman
Mencoba-coba kikis naluri
Agitasi murahan yang ada lagi
Mohon acuhkan palingkan muka
Verse 2:
Oh.. memang dunia, buramkan satu logika
Seolah-olah, hidup kita ini,
hanya ternilai sebatas rupiah
Dengarkan manusia yang terasah falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Reff:
Katakan.. pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
(bukan itu mama.. bukan itu papa) 2x
Verse 3:
Oh.. cukup Siti Nurbaya yang mengalami pahitnya dunia
Hidupku kamu, dan mereka semua takkan ada yang dapat
Memaksakan jalan hidup yang kan tertempuh
Pastikan rasa semua (pastikan pada semua)
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan!! pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta (bukan harta tahta)
Pastikan pada semua (pastikan! pada semua)
Hanya cinta yang sejukkan dunia (cinta sejukkan dunia)
Bukan itu mama - bukan itu papa
Bukan itu mama - bukan itu papa (bukan itu kan)
rian andika
Oh, masih ada
Belenggu ruang cinta
Meresap kini di dinding zaman
Mencoba-coba kikis naluri
Agitasi murahan yang ada lagi
Mohon acuhkan, palingkan muka
Uh!
Oh, memang dunia
Buramkan satu logika
Seolah-olah hidup kita ini
Hanya ternilai sebatas rupiah
Dengarkan manusia yang terasah falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Uh!
Katakan pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
(Bukan itu mama, bukan itu papa)
(Bukan itu mama, bukan itu papa)
Oh, cukup Siti Nurbaya yang mengalami
Pahitnya dunia
Hidupku, kamu, dan mereka semua
Takkan ada yang bisa memaksakan jalan
Hidup yang 'kan tertempuh
Dengarkan manusia yang terasah oleh falsafah
Sesaat katanya itu bukan dogma
Katakan pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta
Pastikan pada semua
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan (katakan)
Pada mama (pada mama papa)
Cinta bukan hanya harta dan tahta (bukan harta dan tahta)
Pastikan (pastikan)
Pada semua (pada semua)
Hanya cinta yang sejukkan dunia
Katakan ... ('kan) pada mama
Cinta bukan hanya harta dan tahta (bukan harta tahta)
Pastikan pada semua (hanya cinta sejukkan)
Hanya cinta yang sejukkan dunia (cinta sejukkan dunia)
Bukan itu mama, bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Bukan itu papa (bukan, bukan)
Bukan itu mama (bukan, bukan)
Ahmad Reza
Lagu yang kompleks, lirik dan musikalitas yang sangat keren. dari dulu sampai sekarang masih terdengar sebagai sebuah master piece. ini semua tercipta bukan hasil karya dhani seorang, melainkan DEWA sebagai suatu band yang memang keren.
OK deh
Personil Dewa udah banyak yg berganti, Dhani pergeraknya sekarang.. Tak bisa di pungkiri
indahnya kehidupan
Karya dhani lah.
Produsernya dhani lirik dhani musik dhani.
Yg lainnya hanya ikut perintah sang produser.
Misalnya sang produser ngk suka tinggal di cat.
Contohnya album format masa depan,
Wawan sudah rekaman drum,tapi di ganti semua sama rere sama ronald.
Clifford Dittydotty
Jgn lupakan ketukan wong aksan yg bikin dewa tambah berkualitas
Angga
β@Clifford Dittydotty lagu ini drummer aslinya rere grass rock bro...
Yogo Wahoyo
@indahnya kehidupan cat apa cut mas?
Rudi Irianto
Th 97 nonton konser dewa di salah satu mal di semarang.. saat itu tiket masuk sekitar 12rb ngumpulin hampir dua bulan dapat uang 27rb.. dah beli tiket, saat mau masuk dompet kecopetan.. untung teman2 nyawer terkumpul 2rb.. di dalam gedung agak tenang, lupakan uang hilang, larut dalam kesenangan lagu Dewa19.. kenangan indah saat ituπ
Farhan Maulana
Inilah kenapa Dewa adalah kumpulan para pemusik revolusioner dari Indonesia. Rocknya masih sangat wajar sampe sekarang. Rasanya aneh kalo musik ini rilisan tahun 95.
Saepul Amri
Lagu ciptaan dhani yang menurut dhani itu bukan Masterpiece aja bagi orang lain itu masterpiece. Bukti kejeniusan Dhani.
Narwasti Triningsih Maksum
Iyyaa kelewat bagus pd jamanx kekx.. dan kalimatx masih relate banget di jaman skrg