Surya Gemilang
Guruh Soekarno Putra Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

Surya gemilang
di ufuk pengharapan
Pagi cemerlang
di kalbu dua insan

Sungai berliku bagai kehidupan
dua remaja bermesraan
lembah dan ngarai gunung lautan
bukan halangan

Reff.
Hatiku dan hatimu
bermadu kasih sayang
Jiwaku dan jiwamu
berpadu jadi satu

Senja membayang
mentari kemerahan
Malam kujelang
dengan penuh kegairahan

Hari nan syahdu kini kenyataan
dua belia bercintaan




kabut nan kelam badai dan hujan
bukan rintangan

Overall Meaning

The song "Surya Gemilang" by Guruh Soekarno Putra is a beautiful love ballad that speaks directly to the heart. The lyrics are written in Indonesian and celebrate the beauty of the sun and the power of love. The song starts with the lines β€œSurya gemilang di ufuk pengharapan pagi cemerlang di kalbu dua insan”, which translates to β€œThe shining sun on the horizon of hope, shining brightly in the heart of two people”. The sun here represents the hope that two people in love have for their future. The reference to the bright morning sun represents a new day and the beginning of their journey together.


The next lines of the song talk about the journey of life and compare it to a winding river. The lyrics say, β€œSungai berliku bagai kehidupan, dua remaja bermesraan, lembah dan ngarai gunung lautan, bukan halangan”. These lines suggest that although life may be difficult and full of twists and turns, love can make the journey easier to navigate. The two lovers embrace each other despite the obstacles in their path, and their love makes them feel invincible. The chorus of the song says, β€œHatiku dan hatimu bermadu kasih sayang, jiwaku dan jiwamu berpadu jadi satu”, which can be translated as β€œMy heart and your heart are joined together in love, our souls are one”.


The final verse of the song speaks of the beauty of the sunset, and how even in the darkness of the night, the love of the two people shines bright. β€œSenja membayang mentari kemerahan, malam kujelang dengan penuh kegairahan, hari nan syahdu kini kenyataan, duabelia bercintaan, kabut nan kelam badai dan hujan, bukan rintangan”. The beauty of the sunset is a metaphor for the ending of a long day, and the darkness that follows represents the challenges in life. But even in the darkest hours, love remains strong and perseveres. The two people in love find strength in each other and face the challenges together.


Line by Line Meaning

Surya gemilang di ufuk pengharapan
The glorious sun on the horizon of hope


Pagi cemerlang di kalbu dua insan
A bright morning in the hearts of two people


Sungai berliku bagai kehidupan
The winding river is like life


Dua remaja bermesraan
Two teenagers in love


Lembah dan ngarai gunung lautan bukan halangan
Valleys, canyons, mountains, and oceans are not obstacles


Hatiku dan hatimu bermadu kasih sayang
My heart and your heart are in love


Jiwaku dan jiwamu berpadu jadi satu
My soul and your soul merge into one


Senja membayang mentari kemerahan
The sunset shadows the red sun


Malam kujelang dengan penuh kegairahan
I spend the night with enthusiasm


Hari nan syahdu kini kenyataan
The melancholic day is now a reality


Dua belia bercintaan
Two lovers


Kabut nan kelam badai dan hujan bukan rintangan
The dark mist, storm, and rain are not obstacles




Writer(s): GURUH SUKARNOPUTRA

Contributed by Gavin O. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found
Most interesting comment from YouTube:

@yusdrum91

Surya gemilang
di ufuk pengharapan
Pagi cemerlang
di kalbu dua insan

Sungai berliku bagai kehidupan
dua remaja bermesraan
lembah dan ngarai gunung lautan
bukan halangan

Hatiku dan hatimu
bermadu kasih sayang
Jiwaku dan jiwamu
berpadu jadi satu

Senja membayang
mentari kemerahan
Malam kujelang
dengan penuh kegairahan

Hari nan syahdu kini kenyataan
dua belia bercintaan
kabut nan kelam badai dan hujan
bukan rintangan



All comments from YouTube:

@nancysian3833

Terima kasih kepada Alm bapak sy yg menjadi produser rekaman ini. Pasti Alm bapak sy tersenyum mendengar lagu2 ini masih berkumandang.

@rennims4187

Lagunya indah banget mbak, seindah kenangan masa lalu

@nancysian3833

Terima kasih mbak. Memang betul lagu2 nya masih indah dan enak di dengar yg bisa menjadi kenangan manis sepanjang masa.

@jokonugroho1661

Teringat saat masih kuliah di UGM tahun 1976-1982. Mengenang Pantai Parangtritis dengan iringan lagu ini. Langit biru, angin pantai dan deburan ombak...
Tinggal kenangan yang tidak bisa kulupakan. Engkau juga...

@martantostudioaudio2673

Di Era inilah '78/79/80,
Awal kebangkitan munculnya Musik2 Indonesia yang serius & berkualitas.
Ingat dulu ketika masa2 mau masuk SMA.
.

@jccmatra3229

Setuju .. saya selalu bernarasi spt itu juga jiga membahas era kebangkitan industri musik indonesia yg dimulai tahun 1977

@rezalazuardi7093

Betul gk kayak sekarang saya cipta dimatikan seakan puas sm cover lagu terdahulu.

@gemaelvarra8914

​@@jccmatra3229gak hanya tahun 1977, jauh sebelum itu udah banyak karya2 musik luar biasa di negeri kita. Lagunya Titik Puspa yg judulnya Cinta tahun 1974. Masih banyak pokoknya. Itu baru bicara musik pop lho, kalo bicara musik rock bisa lebih gila lagi, band2 kaya AKA, Guruh Gypsy, Giant Step, Harry Roesli And The Philosophy Gang, dll itu musiknya kelas berat semua, tapi relatif kurang dikenal karna saat itu kebanyakan masyarakat Indonesia sukanya musik pop mendayu2.

@argolawu6338

Saat lagu ini muncul saya blm lahir krn saya kelahiran 1990. Tapi lagu ini selalu dinyanyikan almh ibunda saya kala saya masih TK atau SD jika sore hari sambil nyuapin makan saya. Doaku utk almh bundaku di surga-Nya 😒

@antonhachmad7091

aamiin

More Comments

More Versions