1910
Iwan Fals Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata . . . . . . . . . . . air mata . . . . . . . . . . . . . .
Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata . . . . . . . . . . . air mata . . . . . . . . . . . . . .
Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak
Semudah itukah luka-luka terobati . . . . . . . . .
Nusantara . . . . . . . . . . . . . . tangismu terdengar lagi
Nusantara . . . . . . . . . . . . . . derita bila terhenti
Bilakah . . . . . . . . . . . . . bilakah . . . . . . . . . . . . .
Sembilan belas oktober tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata . . . . . . . . . . . air mata . . . . . . . . . . . . . .
O o o o o o o o o . . . . . . . . . .
Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara terdengar lagi tangismu
Ho . . . . ho . . . . . ho . . . .
Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara kabarkan marah sang duka
Saudaraku pergilah dengan tenang




Sebab luka sudah tak lagi panjang
-Rahman Tardjana-

Overall Meaning

The lyrics to Iwan Fals’s song 1910 reflect on the tragic train accident that occurred on October 19th, 1987, in the city of Jakarta, Indonesia. The song begins with an emotional opening line, β€œApakabar kereta yang terkapar di senin pagi,” which translates to β€œHow are you, train that derailed on Monday morning.” The train is referred to as having hundreds of deceased individuals on board, and the lyrics describe the crushing of dreams and the shedding of tears. The mournful and tragic tone of the song is further exemplified by Iwan Fals’s mention of the train’s whistle not having finished blowing, and the screams that can still be heard from the station.


The song then shifts to a call for action, questioning whether it is necessary to physically harm the man who sits behind the desk, or if it is enough to offer condolences. Through this section of the song, Iwan Fals addresses the collective emotional burden that the nation carries as a result of the tragic event. The chorus repeats the phrase β€œNusantara tangismu terdengar lagi” which translates to β€œThe tears of the archipelago are heard again” and β€œNusantara derita bila terhenti” which translates to β€œThe archipelago suffers when it stops”, underlining the sense of national mourning and tragedy, and the importance of continuing to empathize with victims even after the event has passed.


Overall, 1910 by Iwan Fals serves as a poignant tribute to the victims of the 1987 Jakarta train accident. The song acknowledges the pain and suffering of the people involved and reminds listeners to hold onto the memory of the tragedy as a way to remain empathetic towards others.


Line by Line Meaning

Apakabar kereta yang terkapar di senin pagi
How is the train that derailed on Monday morning?


Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hundreds of people died in your cars


Hancurkan mimpi bawa kisah
Destroying the dream of carrying a story


Air mata . . . . . . . . . . . air mata . . . . . . . . . . . . . .
Tears, tears, and more tears


Belum usai peluit belum habis putaran roda
The whistle has not stopped, the wheels have not stopped turning


Aku dengar jerit dari Bintaro
I hear screams from Bintaro


Satu lagi catatan sejarah
Another historical record


Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Bleed the man sitting behind the desk


Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Or is it enough to just say I'm sorry, I'm tired


Lalu terangkat semua beban dipundak
Then all burdens lifted off the shoulders


Semudah itukah luka-luka terobati . . . . . . . . .
Is it that easy for the wounds to heal...


Nusantara . . . . . . . . . . . . . . tangismu terdengar lagi
Nusantara...your cries are heard again


Nusantara . . . . . . . . . . . . . . derita bila terhenti
Nusantara...suffering when it stops


Bilakah . . . . . . . . . . . . . bilakah . . . . . . . . . . . . .
When...when...


Sembilan belas oktober tanah Jakarta berwarna merah
October nineteen, the land of Jakarta is painted red


Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Leaving unanswered questions


Bangkai kereta lemparkan amarah
Train wrecks throw anger


Air mata . . . . . . . . . . . air mata . . . . . . . . . . . . . .
Tears, tears, and more tears


O o o o o o o o o . . . . . . . . . .
O o o o o o o o o...


Nusantara langitmu saksi kelabu
Nusantara, your sky is a gray witness


Nusantara terdengar lagi tangismu
Nusantara, your cries are heard again


Ho . . . . ho . . . . . ho . . . .
Ho...ho...ho...


Nusantara kau simpan kisah kereta
Nusantara, you keep the train story


Nusantara kabarkan marah sang duka
Nusantara, broadcast the anger and grief


Saudaraku pergilah dengan tenang
My brothers, go calmly


Sebab luka sudah tak lagi panjang
Because the wound is no longer long


-Rahman Tardjana-
(-Rahman Tardjana-)




Contributed by John N. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found
Most interesting comment from YouTube:

CoxZ HasugiaN

Maksud dari judul 1910 adalah merujuk kepada kejadian tabrakan kereta api di kawasan Pondok Betung, Bintaro, Tangerang pada Senin pagi tanggal 19 bulan Oktober tahun 1987, jadi bukan tahun 1910 melainkan tanggal 19 bulan 10, ya album ini terilhami dari kejadian tersebut yang banyak memakan korban jiwa, kemudian kritik terhadap para pejabat atau di lagu ini disebut dengan ''tuan di belakang meja'' hanya mengucapkan bela sungkawa sepertinya telah cukup menyelesaikan masalah tanpa memberi tindakan pasti. Fokus utama pada album ini memang menyoroti kejadian kecelakaan kereta api tersebut, maka di jadikanlah lagu 1910 sebagai judul album. Selain itu memang 1910 merupakan nama yang berbeda dan unik, letak lagunya sendiri berada di urutan paling bawah pada side B, hal yang tak lazim juga, biasanya judul lagu yang di jadikan judul album berada di urutan pertama side A.


Album ini salah satu album yang penjualannya meledak, wajar saja materi di dalamnya juga sangat bagus menyoroti berbagai persoalan kehidupan seperti derita suku pedalaman yang hutannya hilang, seseorang yang mati terbunuh dan terkapar di tumpukan sampah, anak anak yang mencuri mainan karena tak sanggup membelinya, pemuda pengangguran yang naksir seorang wanita, cinta terhadap Ibu dan sebagainya, semuanya patut di simak. Di album ini Iwan sejenak meninggalkan aroma countrynya untuk ber_rock n' roll ria, hal ini di dukung dengan warna suaranya yang menjadi berat dan menjangkau nada nada tinggi.


Ian Antono gitaris God Bless adalah orang di belakang semuanya, dialah yang berperan sebagai peramu musik di album ini, pas saja rasanya lirik bertema amarah dan keputus asaan di balut dengan musik rock, pesan yang di sampaikan lebih masuk. Album ini juga sebagai gerbang album 'masterpiece' musik rock Iwan yang lainnya walau beberapa diantaranya tanpa Ian Antono seperti Mata Dewa, Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu kemudian group legendaris Swami dan Kantata Takwa.


Cover album yang di kerjakan oleh Boedi Soesatio ini memang greget, salah satu rancangan grafis dengan konsep terbaik. Mempunyai warna dasar bercorak merah putih, ada cap jempol dan di dalamnya terdapat foto Iwan Fals di tambah gambar potongan tiket kereta api. Pada kertas teks yang terpisah di dalamnya, foto Iwan masih sama dengan foto cover luar, namun lebih besar dan jelas, sedang menunjuk ke depan, badan Iwan sepertinya memang sedang bagus bagusnya saat itu. Foto di ambil oleh Ferry Ardianto.

Minusnya cover album ini adalah tidak adanya credit title nama nama musisi lainnya yang ikut mendukung album ini, hanya tertulis Musik: Ian Antono, bisa saja semua instrumen di sini di mainkan oleh Ian Antono sendiri karena memang beliau menguasai semua alat musik atau ada nama musisi lainnya yang ikut berkontribusi, saya sendiri tidak tahu pasti.


Album ini masih terus di cetak ulang dalam format kaset pada tahun tahun setelahnya, hanya saja pada rilisan selanjutnya kertas teks dan foto di dalamnya tidak di sertakan kembali. Semoga saja segera di rilis ulang dalam format CD dengan kualitas baik dan juga garapan cover seperti album awalnya.

Copas From : Eka Restu Fauzi



All comments from YouTube:

Sunarko Wong

Hari ini mengenang korban tragedi Bintaro 1...Alfatihah utk para korban...Trimakasih bang IwanFals atas karyanya yg luar biasa ini.

CoxZ HasugiaN

Maksud dari judul 1910 adalah merujuk kepada kejadian tabrakan kereta api di kawasan Pondok Betung, Bintaro, Tangerang pada Senin pagi tanggal 19 bulan Oktober tahun 1987, jadi bukan tahun 1910 melainkan tanggal 19 bulan 10, ya album ini terilhami dari kejadian tersebut yang banyak memakan korban jiwa, kemudian kritik terhadap para pejabat atau di lagu ini disebut dengan ''tuan di belakang meja'' hanya mengucapkan bela sungkawa sepertinya telah cukup menyelesaikan masalah tanpa memberi tindakan pasti. Fokus utama pada album ini memang menyoroti kejadian kecelakaan kereta api tersebut, maka di jadikanlah lagu 1910 sebagai judul album. Selain itu memang 1910 merupakan nama yang berbeda dan unik, letak lagunya sendiri berada di urutan paling bawah pada side B, hal yang tak lazim juga, biasanya judul lagu yang di jadikan judul album berada di urutan pertama side A.


Album ini salah satu album yang penjualannya meledak, wajar saja materi di dalamnya juga sangat bagus menyoroti berbagai persoalan kehidupan seperti derita suku pedalaman yang hutannya hilang, seseorang yang mati terbunuh dan terkapar di tumpukan sampah, anak anak yang mencuri mainan karena tak sanggup membelinya, pemuda pengangguran yang naksir seorang wanita, cinta terhadap Ibu dan sebagainya, semuanya patut di simak. Di album ini Iwan sejenak meninggalkan aroma countrynya untuk ber_rock n' roll ria, hal ini di dukung dengan warna suaranya yang menjadi berat dan menjangkau nada nada tinggi.


Ian Antono gitaris God Bless adalah orang di belakang semuanya, dialah yang berperan sebagai peramu musik di album ini, pas saja rasanya lirik bertema amarah dan keputus asaan di balut dengan musik rock, pesan yang di sampaikan lebih masuk. Album ini juga sebagai gerbang album 'masterpiece' musik rock Iwan yang lainnya walau beberapa diantaranya tanpa Ian Antono seperti Mata Dewa, Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu kemudian group legendaris Swami dan Kantata Takwa.


Cover album yang di kerjakan oleh Boedi Soesatio ini memang greget, salah satu rancangan grafis dengan konsep terbaik. Mempunyai warna dasar bercorak merah putih, ada cap jempol dan di dalamnya terdapat foto Iwan Fals di tambah gambar potongan tiket kereta api. Pada kertas teks yang terpisah di dalamnya, foto Iwan masih sama dengan foto cover luar, namun lebih besar dan jelas, sedang menunjuk ke depan, badan Iwan sepertinya memang sedang bagus bagusnya saat itu. Foto di ambil oleh Ferry Ardianto.

Minusnya cover album ini adalah tidak adanya credit title nama nama musisi lainnya yang ikut mendukung album ini, hanya tertulis Musik: Ian Antono, bisa saja semua instrumen di sini di mainkan oleh Ian Antono sendiri karena memang beliau menguasai semua alat musik atau ada nama musisi lainnya yang ikut berkontribusi, saya sendiri tidak tahu pasti.


Album ini masih terus di cetak ulang dalam format kaset pada tahun tahun setelahnya, hanya saja pada rilisan selanjutnya kertas teks dan foto di dalamnya tidak di sertakan kembali. Semoga saja segera di rilis ulang dalam format CD dengan kualitas baik dan juga garapan cover seperti album awalnya.

Copas From : Eka Restu Fauzi

Erni Krisnasari

Bukan pd betung tp antara ulujami k Rawa papan SMAB 86 Bintaro Jaksel.

Tobby Ndiwa

Kwaltias audio rekaman paling top.dengerini snare drumnya anjrit keren bangt. top drumer nya gila diatmbah cabikan lead gitar ian antono

Anita Wijaya

Sampai merinding dengerin nya dan diulang ulang dengan artinya dan baru paham, sukses slalu bang πŸ™ smoga korban bintaro tenang di alam sana

Mikaila Mircea

Anita apa kabar wkwkwk

Kamil Reoga

Bang Iwan sangat abadi hasil karyanya dari masa ke masa

Kiana Amelinda

19 Oktober 2022, 35 tahun sudah Tragedi tersebut. Ayah saya pernah bercerita bahwa dulu waktu dia masih kuliah, dia dan om ku ikut membantu membawa para penumpang yg terluka ke RS terdekat. Kondisi saat itu parah sekali. Pikiran ayah dan om ku saat itu cuma 2. Membantu membawa penumpang yg berhasil dikeluarkan dari kereta ke RS terdekat, dan kembali ke lokasi utk melakukan hal yg sama sampai Senin siang.

sarkam 73

Tak bosan bosan dengerin lagu bang Iwan

Fandy Candra

Udah tua😁

More Comments

More Versions