Ada Lagi Yang Mati
Iwan Fals Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

Aku lihat orang yang mati
Diantara tumpukkan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Depan pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang ku bertanya padanya
Rupanya yang mati sang teman
Teman hitam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Sisa darah orang yang mati
Disimpannya didalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai malam sampai semuanya pergi
Depan pasar dekat terminal
Ada lagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Dendam ada dimana-mana
Dijantungku dijantungmu
Dijantung hari-hari . . . . . . .




Dendam ada dimana-mana . . . . . . . . . . .
-Rahman Tardjana-

Overall Meaning

The lyrics of Iwan Fals's song Ada Lagi Yang Mati are a poignant commentary on the harsh realities of life and death in a society where violence and poverty are pervasive. The singer describes seeing a dead body lying among piles of garbage, its neck slashed with a knife from a fight the previous night. The scene is disturbing, with onlookers gathering around to gawk and spit. But amidst the chaos, the singer also observes a person crying, presumably a friend or family member of the deceased.


As the day progresses, the singer reflects on the meaning of the dead man's life and the significance of his untimely demise. He realizes that the deceased was a comrade and that they shared many experiences and struggles together. The loss cuts deeply, and the singer feels the weight of both grief and anger. He knows that the cycle of violence and revenge will continue, with more murders and more grief in its wake.


The lyrics of Ada Lagi Yang Mati are a powerful reminder of the fragility of life and the human toll of poverty, inequality, and violence. They also highlight the resilience and spirit of people who persevere despite overwhelming odds, finding meaning and purpose even in the darkest of circumstances.


Line by Line Meaning

Aku lihat orang yang mati
I saw a dead person


Diantara tumpukkan sampah
Amongst piles of garbage


Lehernya berdarah membeku
Their neck frozen and bleeding


Bekas pisau lawannya tadi malam
The marks of their opponent's knife from last night


Depan pasar dekat terminal
In front of the market close to the terminal


Pagi itu orang berkerumun
People gathered that morning


Melihat mayat yang membusuk
To see the rotting corpse


Tutup hidung sesekali meludah
Holding their noses and occasionally spitting


Aku lihat orang menangis
I saw people crying


Disela gaduhnya suasana
Amidst the chaos of the atmosphere


Segera aku menghampiri
I approached quickly


Dengan bimbang ku bertanya padanya
Hesitantly, I asked them


Rupanya yang mati sang teman
Apparently, the dead person was their friend


Teman hitam hidup sepaham
A comrade with the same beliefs


Hanya kisah yang dilewati
Only a story that passed


Ia berdua ikat tali saudara
They were tied together like siblings


Sementara surya mulai tinggi
While the sun started to rise


Panas terasa bakar kepala
The heat felt like burning their head


Sisa darah orang yang mati
The remaining blood of the dead person


Disimpannya didalam hati
They kept it in their heart


Lalu dia seperti batu
Then they became like stone


Sampai malam sampai semuanya pergi
Until night, until everyone left


Ada lagi orang yang mati
There's another dead person


Dendam ada dimana-mana
Vengeance is everywhere


Dijantungku dijantungmu
It hangs over you and me


Dijantung hari-hari . . . . . . .
It hangs over every day


Dendam ada dimana-mana . . . . . . . . . . .
Vengeance is everywhere




Contributed by Penelope D. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found
Most interesting comments from YouTube:

T Shaukang

Aku lihat orang yang mati
Diantara tumpukkan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Depan pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang ku bertanya padanya
Rupanya yang mati sang teman
Teman hitam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala

Sisa darah orang yang mati
Disimpannya didalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai malam sampai semuanya pergi
Depan pasar dekat terminal
Ada lagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Dendam ada dimana-mana
Dijantungku dijantungmu
Dijantung hari-hari . . . . . . .
Dendam ada dimana-mana . . . . . . . . . . .



Ramadhan Febri Aryanto

Aku lihat orang yang mati
Di antara tumpukan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam

Depan pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah

Aku lihat orang menangis
Di sela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang kubertanya padanya

Rupanya yang mati sang teman
Teman hitam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara

Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala

Sisa darah orang yang mati
Disimpannya di dalam hati
Lalu diam seperti batu
Sampai malam, sampai semuanya pergi

Depan pasar dekat terminal
Ada lagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam

Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala

Dendam ada di mana-mana
Di jantungku, di jantungmu
Di jantung hari-hari
Dendam ada di mana-mana
Dendam!
Dendam!
Dendam ada di mana-mana
Dendam!
Dendam!
Dendam!



All comments from YouTube:

T Shaukang

Aku lihat orang yang mati
Diantara tumpukkan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Depan pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang ku bertanya padanya
Rupanya yang mati sang teman
Teman hitam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala

Sisa darah orang yang mati
Disimpannya didalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai malam sampai semuanya pergi
Depan pasar dekat terminal
Ada lagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Dendam ada dimana-mana
Dijantungku dijantungmu
Dijantung hari-hari . . . . . . .
Dendam ada dimana-mana . . . . . . . . . . .

Lakhsin Salim

Legenda! Beliau yang setidaknya "pernah" dan "berani" menyuarakan aspirasi dengan caranya... #Musikindonesia #DKSH ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉโœŒ๐Ÿฝ

Winter Winter land

Bang Iwan Fals menciptakan dunianya sendiri. Tentu zaman itu sampai sekarang yang laris dan ngetrend soal cinta birahi. Tapi Iwan berani mengangkat tema-tema sosial, tanpa takut tidak ada yang menengok. Ternyata lagu-lagu berkarakter ini mewarnai khazanah musik kita dan bisa kita nikmati sampai kini, karena masih "hidup" di hati penggemarnya. Baik musik maupun lirik masih bisa dinikmati, tetap aktual meskipun telah puluhan tahun waktu berselang sejak karya tercipta.

272roadventure

Merinding denger lagu satu ini ........

hari suhari

Lgu yg mnggambarkn kerasnya khidupan, siapa kuat dia akan jd raja. Bikin merinding. Slm dri majakengka

Wahidin Ilham

Jgn membuat orang lain sakit hati, itu sangat berbahaya, ingat, DENDAM ADA D MANA"

trisno sudrajat

Kapan ya om ada konser di luwinanggung ,kangen ๐Ÿ˜ฅ

Dede Supriadi

bukan hanya sekedar lagu untuk orang-orang yang berakal

Uzman Aly

Mantap bang iwan... Fals mania Cerbon...

Gilang Pratama

๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ

More Comments

More Versions