Pada tahun 1999, Sujiwo Tejo mulai dikenal masyarakat sebagai penyanyi (selain sebagai dalang) berkat lagu-lagunya dalam album Pada Suatu Ketika. Video klip "Pada Suatu Ketika" meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999, dan video klip lainnya merupakan nominator video klip terbaik untuk Grand Final Video Musik Indonesia tahun 2000. Kemudian diikuti abum berikutnya yaitu Pada Sebuah Ranjang (2001), Syair Dunia Maya (2005), dan Yaiyo (2007).
exile
Sujiwo Tejo Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴ Line by Line Meaning ↴
Berancang-ancang 'kan ke pengasingan
Ke pengasingan ke Hutan Dandaka
Menyisir ngarai, menyeberang gangga
Meninggal rakyat, meninggal istana
Meninggal oh meninggal, meninggal-ninggal
Baju-bajunya cuma compang-camping
Prabu Rama, oh Sinta
Raden Lesmana bolehkah turut
Serta kami ke hutan
Suka duka jadi senandung
Bapaknya Rama, sang Dasarata
Mengintip jauh terisak-isak
Dan Sukasalya, nyokapnya Rama
Menitip buntalan buat bekal di hutan
Dewi Kekayi, kikik cekikikan
Mengkhayal oh mengkhayal, mengkhayal-khayal
Anaknya Bharata, kini jadi raja
Mengganti Rama diraja Ayodya
Prabu Rama, oh Sinta
Raden Lesmana bolehkah turut
Serta kami ke hutan
Suka duka jadi senandung
Ohh ohh, ohh ohh
Orang Ayodya
Tanpa Rama, tanpa Sinta
These lyrics come from Sujiwo Tejo's song "Exile" and tell the story of the main characters from the Hindu epic, the Ramayana. Prabu Rama, Sinta, and Lesmana are preparing to go into exile in the forest of Dandaka. They will comb through valleys and cross rivers in their journey. The following lines talk about the deaths of the people left behind, including the king's people and the palace. All that is left of Rama's belongings are mismatched pieces of clothing, made from deer hides and tree bark.
The next verse talks about Rama's father, Dasarata, who is crying and watching them leave. Rama's mother, Sukasalya, gives Rama a bundle of supplies for their journey. In the last verse, Kekayi, Dasarata's other wife, is laughing and thinking about her son Bharata, who has been made the new king in Rama's place. The chorus asks if Lesmana can join them in the forest, and talks about their happy and sad times they will face there.
Line by Line Meaning
Prabu Rama, Sinta, Lesmana
Prabu Rama, Sinta, and Lesmana
Berancang-ancang 'kan ke pengasingan
Planning to go into exile
Ke pengasingan ke Hutan Dandaka
Going into exile to Hutan Dandaka
Menyisir ngarai, menyeberang gangga
Combing the valleys, crossing the Ganges River
Meninggal rakyat, meninggal istana
The people and the palace died
Meninggal oh meninggal, meninggal-ninggal
Dying, oh dying, dying repeatedly
Baju-bajunya cuma compang-camping
Clothes are nothing but scraps
Kulitnya rusa, kulit pohon-pohon
Skin is like deer skin or tree bark
Prabu Rama, oh Sinta
Prabu Rama and Sinta
Raden Lesmana bolehkah turut
May Raden Lesmana join us
Serta kami ke hutan
Along with us to the forest
Suka duka jadi senandung
Joys and sorrows become a melody
Bapaknya Rama, sang Dasarata
Rama's father, King Dasarata
Mengintip jauh terisak-isak
Peering into the distance, weeping
Dan Sukasalya, nyokapnya Rama
And Sukasalya, Rama's mother
Menitip buntalan buat bekal di hutan
Leaving a bundle for provisions in the forest
Dewi Kekayi, kikik cekikikan
Dewi Kekayi, laughing and joking
Mengkhayal oh mengkhayal, mengkhayal-khayal
Daydreaming, oh daydreaming, daydreaming
Anaknya Bharata, kini jadi raja
Bharata, his son, is now king
Mengganti Rama diraja Ayodya
Replacing Rama as the king of Ayodya
Orang Ayodya
The people of Ayodya
Tanpa Rama, tanpa Sinta
Without Rama, without Sinta
Contributed by Daniel Y. Suggest a correction in the comments below.