Dia
Vina Panduwinata Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

Kata demi kata
Jalin dengan indah
Untuk menguraikan
Maksud hati

Keberanikan diri
Untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku
Tak dapat bergerak, terasa berat

Oh, malunya hati ini
Bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandangan
Dan terdiam terpaku
Oh bulan tolonglah daku
Katakan padanya
Kucinta dia....

Kuberanikan diri
Untuk memulainya
Tapi mengapa bibitku terasa berat

Malampun kian berlalu
Kami saling terpaku
Diam seribu bahasa




Hilang semua kata
Yang terangkaikan

Overall Meaning

Vina Panduwinata's song "Dia" is a beautiful and heartfelt ballad about unspoken feelings for someone special. The first verse speaks about the difficulty of expressing one's feelings and the importance of choosing the right words to convey the true intentions of one's heart. The lyrics "Kata demi kata, jalin dengan indah, untuk menguraikan, maksud hati" express the deeply-felt sentiment of wanting to speak words of love and affection, but being unsure of how to do so in a way that truly reflects one's emotions. The second verse tells of the frustration and difficulty in finding the courage to begin expressing the feelings of love, despite feeling the weight of the emotions on the lips. The emotion of the singer is palpable in the lyrics, "Kuberanikan diri, untuk memulainya, tapi mengapa bibirku, tak dapat bergerak, terasa berat. Oh, malunya hati ini bila kuingat saat itu."


The bridge of the song begins with the interlude of a silent moment shared between the two individuals. The lyrics, "Kami hanya saling berpandangan, dan terdiam terpaku. Oh bulan tolonglah daku, katakan padanya, kucinta dia," express the lingering feelings of the moment and the longing to break the silence with a declaration of love. The singer is struggling with the vulnerability of opening up and expressing their innermost feelings. The final verse tells of the passing of time, yet the two individuals remain unable to find the words to express their true emotions. The lyrics "Malampun kian berlalu, kami saling terpaku, diam seribu bahasa, hilang semua kata, yang terangkaikan," express the sadness and regret of missed opportunities.


Line by Line Meaning

Kata demi kata
Word by word, weaved beautifully to unravel the true intentions of the heart


Jalin dengan indah
Interweaving them beautifully to create a mesmerizing effect


Untuk menguraikan
To decipher all the hidden meanings behind our words


Maksud hati
The true intentions of our hearts


Keberanikan diri
The courage to take the first step


Untuk memulainya
To initiate the conversation


Tapi mengapa bibirku
But why can't my lips


Tak dapat bergerak, terasa berat
Move and feel so heavy


Oh, malunya hati ini
Oh, how embarrassed my heart feels


Bila kuingat saat itu
When I remember that moment


Kami hanya saling berpandangan
We just looked at each other


Dan terdiam terpaku
And remained silent and motionless


Oh bulan tolonglah daku
Oh moon, please help me


Katakan padanya
Tell him for me


Kucinta dia....
That I love him...


Malampun kian berlalu
As the night slowly passes by


Kami saling terpaku
We both remain motionless


Diam seribu bahasa
A thousand words unspoken


Hilang semua kata
All the words disappear


Yang terangkaikan
That were once intertwined




Contributed by Kaylee C. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found
Most interesting comment from YouTube:

NATALISHA

Kata demi kata jalin dengan indah
Untuk menguraikan maksud hati
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku tak dapat bergerak
Terasa berat
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Kata demi kata jalin dengan indah
Untuk menguraikan maksud hati
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku tak dapat bergerak
Terasa berat
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku t'rasa berat
Malam pun kian berlalu kami saling terpaku
Diam seribu bahasa hilang semua kata
Yang terangkaikan
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia



All comments from YouTube:

ARFATIEZ MUSIC

Subscribe channel ARFATIEZ MANCANEGARA πŸ™ https://youtube.com/channel/UCp1CpfgAAKjubVEH0nHxFGA

Iwan Toro

Ini lagu paling keren dari sekian banyak lagu terbaik dari Vina Panduwinata. Lagu ciptaan Randy Anwar ini lagu menjadi jawara tangga lagu di radio radio tahun 1984. Saya tiap hari dengar lagu ini dari radio Zenith Salatiga yang masih di jalur am. Mendengarkan lagu ini jadi teringat masa SMP dan tidak pernah bosan mendengar berulang ulang. Lagu ini tetap keren meskipun dibawakan versi lain oleh Reza yang membedakan adalah kenangan yang berbeda karena beda masa lagu ini dibawakan.

ARFATIEZ MUSIC

πŸ™πŸ»πŸ‘πŸ»

Arsa Satriya

Mantapjiwa DIA 2021 masih legend keren abizz

Chug Chug

lagu ini dan burung camar menurut saya adalah karya terbaik beliau

sigit heru purnomo

aslinya wow ... serasa era legend Crisye 80's

Luigi Tedjoputro

Oh kirain punya Sheila Majid?

1 More Replies...

Dian Septha

1984...masih kelas 4 SD dan hampir tiap hari nyanyin lagu ini sambil mandi, waktu bantu mamah cuci piring, nimba air dari sumur....indahnya masa itu......wkwkwkwk

Hans Hermawan

Lagu yang timeless, aransemen musik dan vokalnya tetap enak didengar sampai sekarang

NATALISHA

Kata demi kata jalin dengan indah
Untuk menguraikan maksud hati
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku tak dapat bergerak
Terasa berat
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Kata demi kata jalin dengan indah
Untuk menguraikan maksud hati
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku tak dapat bergerak
Terasa berat
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Kuberanikan diri untuk memulainya
Tapi mengapa bibirku t'rasa berat
Malam pun kian berlalu kami saling terpaku
Diam seribu bahasa hilang semua kata
Yang terangkaikan
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia
Oh malunya hati ini bila kuingat saat itu
Kami hanya saling berpandang dan terdiam terpaku
Oh bulan hanya dirimu yang menyaksikan segalanya
Oh bulan tolonglah daku katakan padanya
Ku cinta dia

More Comments

More Versions