They played an extremely brutal style of emo with female vocals and highly distorted/noisy guitars (including bass). It featured James and from Mohinder. Other members later went on to Yaphet Kotto (Chris), Dosage & Usage/Dmonstrations (Nick), and other bands in the vein of Makara: Ruhaeda (Matt and Nick), Jenny Piccolo/The Anasazi (James and Chris), Welcome The Plague Year (Kerry Jo).
They put records out on Witching Hour, Level Plane, Hymnal Sound, and released discographies on the Spanish based Carmen Diablo (C.D. version) and Blood of the Young (vinyl)
2) MAKARA berdiri tahun 1980 di lingkungan Fakultas Hukum UI meskipun cikal bakalnya sudah dimulai sejak 1978 ketika tekanan pemerintah Orde Baru terhadap kalangan mahasiswa sangat represif. Saat itulah Andy Julias dan Januar Irawan menciptakan lagu Sangkakala yang menyulut semangat muda untuk menentang tirani dan sampai saat ini lagu tersebut, setelah di revitalisasi, masih dibawakan oleh MAKARA dalam aktifitas panggungnya.
MAKARA memang rebellion. Saat kelompok musik lain dipengaruhi musik mainstream fusion jazz-rock, sweet art rock, dan heavy metal, MAKARA memerkenalkan art-metal, suatu konsep yang dipercayai sebagian orang lebih pintar dari heavy metal namun lebih perkasa dari art rock. Saat orang lain sibuk menjadi cover band MAKARA berani membawakan karya sendiri dalam pertunjukan panggungnya. Saat orang lain menciptakan lagu cinta, MAKARA memilih tema sosial. Saat orang lain terpengaruh Guruh Sukarnoputra membuat lirik sansekerta dalam bahasa cinta, MAKARA membuat lirik lugas dan lantang berani mengkritik lingkungan sekitar. Laron-laron tercipta sebagai suatu overview terhadap kegagalan program transmigrasi pemerintah saat itu. Begitu banyak orang datang ke Jakarta tanpa keahlian dan harus menjadi kaum urban kota yang gagal.
Pada saat awal pendiriannya beberapa personel dari lingkungan kampus UI seperti Ikang Fawzi dan Tonny Wenas (Solid 80) sempat bergabung, termasuk juga Denny TR (guitaris) yang saat itu lebih memilih hengkang bergabung dengan Karimata di era Tahun 1983 an. Sepeninggal mereka Harry Mukti (vocal), Adi Adrian (belakangan dikenal sebagai keyboardist Kla), Agus Anhar (guitar) dan Kadri, vocalist berakar jazz pada awalnya dari lingkungan Fakultas Hukum UI yang sempat menggantikan Harry Mukti sebelum akhirnya Harry Mukti kembali bergabung dan menjadikan MAKARA sebagai band rock pertama di Indonesia saat itu yang mempunyai dua ujung tombak vocalist.
Dengan formasi ini MAKARA menguasai panggung rock Jakarta sampai Malang dengan membawakan karya-karya sendiri selain beberapa karya group dunia seperti Saga, Toto dan lainnya dalam porsi kecil. MAKARA saat itu dikenal sebagai band rock generasi kedua setelah generasi God Bless, SAS, Giant Step dan lain-lain. Pada tahun 1984 MAKARA menjuarai Festival Rock Indonesia dan menampilkan Kadri sebagai vocalist terbaik
Pelan tapi pasti, MAKARA melepas album pertamanya pada 1986 dengan hit Laron-Laron karya cipta Andy Julias dan Januar Irawan yang diproduksi oleh ProSound dengan distribusi Billboard yang merupakan salahsatu dari perusahaan rekaman terbesar saat itu. Dalam rekaman tersebut MAKARA dengan bintang komposer Januar Irawan dan Andy Julias melepas sedikitnya dua lagu untuk corak rock dengan idiom tradisional Indonesia. Lagu "Di Dunia Angan" mengangkat sentuhan musik pentatonis Bali sementara pada lagu "Fabel" memasukkan nuansa musik Minang.
Pengaruh group art-rock dunia seperti Genesis dan Saga sangat kuat di MAKARA. Keberadaan dua vocalist Harry Mukti dan Kadri yang mempunyai karakter suara dan aksi panggung berbeda diharapkan memberikan alternative kepada penggemarnya. Agus Anhar yang sangat kuat dengan gaya heavy metal dan penggemar berat Eddy Van Hallen serta Adi Adrian yang kadangkala banyak menyilangkan nuansa art rock atau techno rock memberikan indikasi betapa luasnya wawasan bermusik MAKARA dalam rekaman Album Pertamanya tersebut. Rekaman MAKARA saat itu dianggap sesuatu yang berani dan sangat diperhitungkan oleh musisi rock lainnya saat itu. (Sumber : Indonesian Progressive Society)
Pada tahun 2008 mereka merilis album ke dua mereka yang diberi titel Maureen.
Makara are :
Kadri: Vocal
Harry Mukti: Vocal
Yanuar Irawan: Bass
Andi Yulias: Drum
Agus Anhar: Guitar
Adi Adrian: Keyboard
Ascension
Makara Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴ Line by Line Meaning ↴
But to never lose touch with your strength or yourself.
"shadows of one life to bleed into the dusk of sadness to only want hapiness forever.
The hand that holds you to be in sync with the dark eyes of loneliness.
To break into the waves of time once again, you'll believe.
The ascension of worlds that whisper to you quietly."
In Makara's song "Ascension," the lyrics speak to the idea of finding one's self and happiness, while still remaining true to one's strength and individuality. The line "shadows of one life to bleed into the dusk of sadness to only want happiness forever" hints at the struggles and hardships one may face in life, but ultimately the goal is to achieve happiness. However, the line "the hand that holds you to be in sync with the dark eyes of loneliness" suggests that happiness may not come easily and there may be moments where one feels lonely or lost.
The encouragement to "break into the waves of time once again" suggests that the journey to happiness and self-discovery is not a linear one, but rather a continuous process. The line "the ascension of worlds that whisper to you quietly" hints at the idea of spiritual awakening or a higher power guiding one towards their purpose.
Overall, the lyrics in "Ascension" capture the complexities of finding oneself and seeking happiness while navigating the challenges and obstacles that come with it.
Line by Line Meaning
To finally find a focus for yourself, for your happiness.
At last, discover a specific objective for your life that gives you a sense of fulfillment and contentment.
But to never lose touch with your strength or yourself.
However, it is crucial to remain connected to your inner strength and identity throughout your journey.
"Shadows of one life" to bleed into the dusk of sadness to only want happiness forever.
The dark and gloomy memories of past experiences linger on and plague your otherwise pleasant present, making you yearn for uninterrupted joy.
The hand that holds you to be in sync with the dark eyes of loneliness.
A supportive presence that keeps you company and helps you navigate through the darkest moments of solitude and despair.
To break into the waves of time once again, you'll believe.
Re-emerge into the currents of time, having faith in yourself and your ability to overcome all obstacles.
The ascension of worlds that whisper to you quietly.
The rise to a higher level of existence and the discovery of the hidden realities that exist around you, revealed only through a silent inner voice.
Contributed by Audrey I. Suggest a correction in the comments below.