Chrisye started recording in the band Gipsy in 1969. The band covered music including Procol Harum, King Crimson, ELP, Genesis and Blood, Sweat & Tears, and ventured to the USA to play in New York. The band collaborated in 1976 with Guruh Soekarno Putra, one of the sons of former Indonesian President Soekarno, and brother of Megawati Soekarnoputri, subsequent Indonesian President, on Guruh Gipsy, a progressive rock album that combined prog rock with Balinese gamelan.
His raise to fame came with the release of the movie soundtrack βBadai Pasti Berlalu (The Storm Will Surely Pass)β in 1977. The album was done in collaboration with Eros Jarot (currently a member of Indonesian parliament) and Yockie Suryo Prayogo (a keyboard virtuoso). This album is considered as a major musical landmark in Indonesia.
His first, and most popular solo single was in 1977 with Lilin Lilin Kecil (Little Candles), composed by James F. Sundah.
In 1981 he starred in the film "Seindah Rembulan" (As Beautiful As the Moon).
In 2004, Chrisye made an album titled "Senyawa (One Soul)". In this album, Chrisye did collaborations with other Indonesian popstars, such as Project Pop, Ungu, Peterpan, etc.
Cintamu T'lah Berlalu
Chrisye Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴
Dingin sekali malam itu
Namun lebih dingin dalam hatiku
Sejak cintamu t'lah berlalu, berlalu, berlalu, oh
Pernahkah engkau mencoba untuk mengerti
Aku ini orang yang tiada arti
Kudengar lolongan anjing di malam hari
Waktu hujan turun di malam itu
Di bawah payung kuberlindung
Sederas hujannya air mataku
Sejak kau putuskan kasihmu, kasihmu, kasihmu, oh
Pernahkah engkau mencoba untuk mengerti
Aku ini orang yang tiada arti
Kudengar lolongan anjing di malam hari
Menambah kesepian dan hampa di dalam hidupku
Waktu hujan turun di malam itu
Di bawah payung kuberlindung
Sederas hujannya air mataku
Sejak kau putuskan kasihmu, kasihmu, kasihmu, oh
The lyrics in Chrisye's song Cintamu T'lah Berlalu convey deep feelings of sadness, emptiness, and loneliness after a devastating breakup. The first stanza describes the singer's environment as he tends to a fire in his hearth on a cold night. However, the emptiness in his heart is even colder than the winter night because his love has passed away. The second and third stanzas explain how the singer copes with his loneliness and despair by seeking refuge under an umbrella in the rain. He compares his tears to rainfall, which shows how much he is suffering. He also mentions hearing the howling of dogs during the night, which only adds to his feelings of isolation and despair.
The song's melody is slow and melancholic, matching the lyrics' mood. The use of repetition in the chorus, with the phrase "Sejak cintamu t'lah berlalu", emphasizes the singer's pain and sorrow. The song's poetic and emotive lyrics capture the feeling of heartbreak, and the singer's delivery of the lines is heartfelt and authentic.
Writer(s): Koestono Koeswoyo
Contributed by Anna Y. Suggest a correction in the comments below.
Billy Ren
Kunyalakan api di dalam tungku
Dingin sekali malam itu
Namun lebih dingin dalam hatiku
Sejak cintamu telah berlalu... Ohh...
Pernahkah engkau mencoba untuk mengerti
Aku ini orang yang tiada arti
Kudengar lolongan anjing di malam hari
Menambah kesepian dan hampa di dalam hidupku
Waktu hujan turun di malam itu
Di bawah payung ku berlindung
Sederas hujannya air mataku
Sejak kau putuskan kasihmu... Kasihmu... Oh...
Mardi Ono
Top banget... Merinding ak dengerin lagu ini..... Lagu om chrisye, arranger, juga para musisi pendukung yg tk akan mudah terhapus oleh lagu2 now. Terimakasih Allah telah menghadirkan chrisye dkk untuk menghibur fansnya. Semoga alm chrisye di beri jalan yg terang di sana..... Aamiiiin ya rob......
Handa Sugiharto
Lagu gendeng banget...
Enaknya dapat; feel di jiwa dapat; seolah seluruh tubuh dan indera yang ada bisa menangkap semua getarannya.
KEREN AJURRRR...!!!!
Terlepas dari isi dan tema lagu...
Lagu ini mengingatkan saya pada sebuah pantai di Blitar Selatan, pantai kecil yang jarang dikunjungi orang. Untuk kesana harus menempuh beberapa kilometer jalan setapak di sepanjang aliran sungai; ada hutan jambu air (jambu liar). Best moment in my life...
Adye 7615
ada nuansa mistis di aransemen musiknya dan mengena banget dgn lirik lagunya hingga menambah sendu lagunya.
james jemoo
Iya arasansemen nya seperti berpisah secara spiritual
after life
hayati aja suasana di lirik nya
Love is What we need
Betul banget mas @Adye7615 , musik kaya gini ciri khas nya Mas Youngki Suwarno. Composer lagu ini.
Koes Plus
Kalau mau cari lagu ''Cintamu Telah Berlalu'' yang versi original bisa cari di sini β‘οΈ https://www.youtube.com/watch?v=4av2deKIBWw
faris rabbani
Tiap nyetir malem, bapak mainin lagu ini pasti langsung merinding wkwk
Si putu Kartika
Super dahsyat..koes plus..1972..crishye 1992 keduanya maestro musik indonesia..π
Dodi Nurhadi
Chrisye rahimahulloh adalah seorang mualaf berdarah tionghoa. Dulu beliau beragama kristen, beliau mengenal islam ketika di dakwahi istrinya sblm mrk menikah. Istri beliau orang minang kabau yang religious.
Stlh beliau menjadi muslim beliau menciptakan lagu dgn bekerja sama dgn penyair taufik ismail yang berjudul ketika tangan dan kaki kelak bisa berbicara yang dikutip dari Al Qur'an Surat Yasin. Beliau menyanyikan lagu ini sambil menangis krn beliau takut kpd Allah krn isi lagu itu bertema kelak ketika manusia di bangkitkan lagi di padang mashar semua anggota badan kita bisa berbicara bersaksi di hadapan Allah akan dosa yang telah di perbuat, dan ketika itu kita tidak bisa menyangkal atau berdusta lagi.