He was popular for his gritty-witty ballads accentuated on life of Indonesia's marginalized groups or political satire on the troubled Indonesian social/political scene under Soeharto. His socially aware hit-songs including: "Oemar Bakri" tells about teacher, "Lonteku" is a love story between a criminal and a prostitute, and "Wakil Rakyat" is about members of parliament.
After Reformasi movement on 1997 which leads to democratisation he was a kind of losing the edge for political satire, but his mature musical experience keeps him on Indonesian pop chart with inward-looking songs and songs about personal relationships.
Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Iwan Fals Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴ Line by Line Meaning ↴
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
The song "Celoteh Camar Tolol Dan Cemar" by Iwan Fals is about the tragic incident of the Tampomas ship catching fire and sinking in the ocean. The opening line talks about the blaze spreading from the ship and the passengers screaming in terror. The tumult and chaos on the ship are emphasized and the severity of the situation is compared to the roaring waves.
The song describes how dolphins watched anxiously and seagulls screamed out warnings. The ship was burning and the seagulls were giving a warning to humans that something was wrong. The chorus talks about the sacrifice of the hundreds of lives including those who were innocent, but it was needed to remind humans of the dangers of the sea. However, the singer expresses that he does not attribute it to the will of God, but rather the mistake of humans themselves.
The final verse is dedicated to the heroes who arrived late to aid the passengers. The singer expresses his dissatisfaction with their slow response and blames the incident on the greed and corruption that lead to shortcuts being taken in the transportation sector. The song ends with the singer stating that the tragedy should not be brushed aside and must be resolved, so that such an event never occurs again.
Line by Line Meaning
Api menjalar dari sebuah kapal
Fire spreading from a ship
Jerit ketakutan
Screams of fear
Keras melebihi gemuruh gelombang
Loudness exceeding the roar of the waves
Yang datang
That comes
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Millions of dolphins anxiously watching
Risau camar membawa kabar
Worried seagulls bring news
Tampomas terbakar
Tampomas caught fire
Risau camar memberi salam
Worried seagulls say hello
Tampomas Dua tenggelam
Tampomas Two sank
Asap kematian
Smoke of death
Dan bau daging terbakar
And the smell of burning flesh
Terus menggelepar dalam ingatan
Continuously lingers in memory
Hatiku rasa
I feel in my heart
Bukan takdir tuhan
Not the will of God
Karena aku yakin itu tak mungkin
Because I am sure that it is impossible
Korbankan ratusan jiwa
Hundreds of lives sacrificed
Mereka yang belum tentu berdosa
Those who are not necessarily guilty
Demi peringatan manusia
For the warning of mankind
Bukan bukan itu
No, that's not it
Aku rasa kita pun tahu
I think we know
Petaka terjadi
The disaster happened
Karena salah kita sendiri
Because of our own faults
Datangnya pertolongan
The arrival of help
Yang sangat diharapkan
That is much hoped for
Bagai rindukan bulan
Like missing the moon
Lamban engkau pahlawan
Slow you are, hero
Celoteh sang camar
Chatter of the seagulls
Bermacam alasan
Various reasons
Tak mau kami dengar
We don't want to hear it
Di pelupuk mata hanya terlihat
Only seen in the eyes
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Licked by the fire and the screams of the passengers
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas, an old ship
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas caught fire in the open sea
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas, the passengers jumped freely
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas bought through shady channels
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas, whose heart would not be inflamed
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas case must be solved
Tampomas koran koran seperti amblas
Newspapers on Tampomas disappeared
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas, your heroes were not agile enough
Tampomas cukup tamat bilang naas
Tampomas, enough said that it was fate
Contributed by Madelyn E. Suggest a correction in the comments below.
@rafikprastiyo2107
Api menjalar
Dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba-lumba
Mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar
Dalam i-nga-tan
Hati kurasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin
Itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan, bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Sebuah kapal bekas
(Tampomas)
Terbakar di laut lepas
(Tampomas)
Itu penumpang terjun bebas
(Tampomas)
Beli lewat jalur culas
(Tampomas)
Hati siapa yang tak panas
(Tampomas)
(Tampomas)
Kasus ini wajib tuntas
(Tampomas)
Koran-koran seperti amblas
(Tampomas)
Pahlawanmu kurang tangkas
(Tampomas)
Cukup tamat bilang naas
@boycow8970
Kapten Kapal Tampomas ( Kapten Rivai, sekaligus orang Terakhir didalam kapal Tampomas) yang pada saat itu 100 % sangat bisa selamat dari kejadian tragis ini, tapi kembali lagi tanggung jawab kepada Penumpang no 1 dan Sumpah pada Kapten kapal adalah tetap berada dikapal dalam situasi apapun meskipun sampai hanyut ke dasar laut bersama kapalnya, tangannya tetap berada di kemudi kapal..yang bikin kesal adalah sebagian ABK malah naik sekoci menyelamatkan diri masing2 tidak memperdulikan penumpang,,,Kapten Rifai sangat marah kepada ABKnya tapi apalah daya dia tidak bisa berbuat apa2 dan hanya Kapten Rifailah yang ikut membantu penumpang,,sejarah mencatat dia adalah Pahlawan makamnya di pindah ke Taman makam Pahlawan...salute Kapten Rivai AL-FATIHA Bismillah..
@user-si1tk9bt7j
Alfatihah untuk semua korban terkhusus kapten Rivai yg ikut terkorban di tragedi itu
@ariefvanhalen
Alfatihah untuk semua korban tampomas 2
@agusmardin5984
Jl Rivai.nama Jl di Kota Bandung
@agusmardin5984
Saat itu ada beberapa Mahasiswa Jaket kuning ke kampung kami pinggir Kali Grogol Lapangan Gof Pondok Indah bernyanyi memimpin kami anak-anak 1981: Mari kita ke Ujung Pandang...Naik Kapal Tampomas II..di tengah laut Kapal Tenggelam dekat Pulau Masalembo...
@rafikprastiyo2107
Api menjalar
Dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba-lumba
Mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar
Dalam i-nga-tan
Hati kurasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin
Itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan, bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Sebuah kapal bekas
(Tampomas)
Terbakar di laut lepas
(Tampomas)
Itu penumpang terjun bebas
(Tampomas)
Beli lewat jalur culas
(Tampomas)
Hati siapa yang tak panas
(Tampomas)
(Tampomas)
Kasus ini wajib tuntas
(Tampomas)
Koran-koran seperti amblas
(Tampomas)
Pahlawanmu kurang tangkas
(Tampomas)
Cukup tamat bilang naas
@kankonaki8162
Kata2 yang sangat tajam dan pada jamannya ini membutuhkan nyali tinggi untuk menyuarakkan protes, kritik kepada penguasa saat itu...orba.
@ariiwanto3730
KK
@music-populer
Ya allah jadi inget bapak saya yang wapat dalam tragedi kapal tampomas ini. Rela berkorban demi menghidupi kluargaya sampai kehilangan nyawa. Moga beliau diterima disisi allah swt amin.
@music-populer
@Gaine henokh amin🙏