Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Iwan Fals Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam

Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan

Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar

Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas




Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas

Overall Meaning

The song "Celoteh Camar Tolol Dan Cemar" by Iwan Fals is about the tragic incident of the Tampomas ship catching fire and sinking in the ocean. The opening line talks about the blaze spreading from the ship and the passengers screaming in terror. The tumult and chaos on the ship are emphasized and the severity of the situation is compared to the roaring waves.


The song describes how dolphins watched anxiously and seagulls screamed out warnings. The ship was burning and the seagulls were giving a warning to humans that something was wrong. The chorus talks about the sacrifice of the hundreds of lives including those who were innocent, but it was needed to remind humans of the dangers of the sea. However, the singer expresses that he does not attribute it to the will of God, but rather the mistake of humans themselves.


The final verse is dedicated to the heroes who arrived late to aid the passengers. The singer expresses his dissatisfaction with their slow response and blames the incident on the greed and corruption that lead to shortcuts being taken in the transportation sector. The song ends with the singer stating that the tragedy should not be brushed aside and must be resolved, so that such an event never occurs again.


Line by Line Meaning

Api menjalar dari sebuah kapal
Fire spreading from a ship


Jerit ketakutan
Screams of fear


Keras melebihi gemuruh gelombang
Loudness exceeding the roar of the waves


Yang datang
That comes


Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Millions of dolphins anxiously watching


Risau camar membawa kabar
Worried seagulls bring news


Tampomas terbakar
Tampomas caught fire


Risau camar memberi salam
Worried seagulls say hello


Tampomas Dua tenggelam
Tampomas Two sank


Asap kematian
Smoke of death


Dan bau daging terbakar
And the smell of burning flesh


Terus menggelepar dalam ingatan
Continuously lingers in memory


Hatiku rasa
I feel in my heart


Bukan takdir tuhan
Not the will of God


Karena aku yakin itu tak mungkin
Because I am sure that it is impossible


Korbankan ratusan jiwa
Hundreds of lives sacrificed


Mereka yang belum tentu berdosa
Those who are not necessarily guilty


Demi peringatan manusia
For the warning of mankind


Bukan bukan itu
No, that's not it


Aku rasa kita pun tahu
I think we know


Petaka terjadi
The disaster happened


Karena salah kita sendiri
Because of our own faults


Datangnya pertolongan
The arrival of help


Yang sangat diharapkan
That is much hoped for


Bagai rindukan bulan
Like missing the moon


Lamban engkau pahlawan
Slow you are, hero


Celoteh sang camar
Chatter of the seagulls


Bermacam alasan
Various reasons


Tak mau kami dengar
We don't want to hear it


Di pelupuk mata hanya terlihat
Only seen in the eyes


Jilat api dan jerit penumpang kapal
Licked by the fire and the screams of the passengers


Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas, an old ship


Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas caught fire in the open sea


Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas, the passengers jumped freely


Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas bought through shady channels


Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas, whose heart would not be inflamed


Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas case must be solved


Tampomas koran koran seperti amblas
Newspapers on Tampomas disappeared


Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas, your heroes were not agile enough


Tampomas cukup tamat bilang naas
Tampomas, enough said that it was fate




Contributed by Madelyn E. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found
Most interesting comment from YouTube:

@rafikprastiyo2107

Api menjalar
Dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba-lumba
Mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas dua tenggelam

Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar
Dalam i-nga-tan
Hati kurasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin
Itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan, bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Sebuah kapal bekas
(Tampomas)
Terbakar di laut lepas
(Tampomas)
Itu penumpang terjun bebas
(Tampomas)
Beli lewat jalur culas
(Tampomas)
Hati siapa yang tak panas
(Tampomas)
(Tampomas)
Kasus ini wajib tuntas
(Tampomas)
Koran-koran seperti amblas
(Tampomas)
Pahlawanmu kurang tangkas
(Tampomas)
Cukup tamat bilang naas



All comments from YouTube:

@boycow8970

Kapten Kapal Tampomas ( Kapten Rivai, sekaligus orang Terakhir didalam kapal Tampomas) yang pada saat itu 100 % sangat bisa selamat dari kejadian tragis ini, tapi kembali lagi tanggung jawab kepada Penumpang no 1 dan Sumpah pada Kapten kapal adalah tetap berada dikapal dalam situasi apapun meskipun sampai hanyut ke dasar laut bersama kapalnya, tangannya tetap berada di kemudi kapal..yang bikin kesal adalah sebagian ABK malah naik sekoci menyelamatkan diri masing2 tidak memperdulikan penumpang,,,Kapten Rifai sangat marah kepada ABKnya tapi apalah daya dia tidak bisa berbuat apa2 dan hanya Kapten Rifailah yang ikut membantu penumpang,,sejarah mencatat dia adalah Pahlawan makamnya di pindah ke Taman makam Pahlawan...salute Kapten Rivai AL-FATIHA Bismillah..

@user-si1tk9bt7j

Alfatihah untuk semua korban terkhusus kapten Rivai yg ikut terkorban di tragedi itu

@ariefvanhalen

Alfatihah untuk semua korban tampomas 2

@agusmardin5984

Jl Rivai.nama Jl di Kota Bandung

@agusmardin5984

Saat itu ada beberapa Mahasiswa Jaket kuning ke kampung kami pinggir Kali Grogol Lapangan Gof Pondok Indah bernyanyi memimpin kami anak-anak 1981: Mari kita ke Ujung Pandang...Naik Kapal Tampomas II..di tengah laut Kapal Tenggelam dekat Pulau Masalembo...

@rafikprastiyo2107

Api menjalar
Dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba-lumba
Mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas dua tenggelam

Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar
Dalam i-nga-tan
Hati kurasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin
Itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan, bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Sebuah kapal bekas
(Tampomas)
Terbakar di laut lepas
(Tampomas)
Itu penumpang terjun bebas
(Tampomas)
Beli lewat jalur culas
(Tampomas)
Hati siapa yang tak panas
(Tampomas)
(Tampomas)
Kasus ini wajib tuntas
(Tampomas)
Koran-koran seperti amblas
(Tampomas)
Pahlawanmu kurang tangkas
(Tampomas)
Cukup tamat bilang naas

@kankonaki8162

Kata2 yang sangat tajam dan pada jamannya ini membutuhkan nyali tinggi untuk menyuarakkan protes, kritik kepada penguasa saat itu...orba.

@ariiwanto3730

KK

@music-populer

Ya allah jadi inget bapak saya yang wapat dalam tragedi kapal tampomas ini. Rela berkorban demi menghidupi kluargaya sampai kehilangan nyawa. Moga beliau diterima disisi allah swt amin.

@music-populer

@Gaine henokh amin🙏

More Comments

More Versions