Genre not found
Artist not found
Album not found
Song not found

Puan Kelana
Silampukau Lyrics


Jump to: Overall Meaning ↴  Line by Line Meaning ↴

kau putar sekali lagi champs elyses
lidah kita bertaut ala france
langit sungguh jingga itu sore
dan kau masih milikku

kita tak pernah suka air mata
berangkatlah sendiri ke djuanda
tiap kali langit meremang jingga
aku kan merindukanmu

ah. kau puan kelana
mengapa musti kesana
jauh-jauh puan kembara
sedang dunia punya luka yang sama

mari puan kelana jangan
tinggalkan hamba
toh hujan sama menakjubkannya
di paris atau di tiap sudut surabaya

rene decartes molliere dan maupassant
kau penuhi kepalaku yang kosong
dan perancis membuat kita sombong
saat kau masih milikku

kita tetap membenci air mata
tiada kabar tiada berita
meski senja tak slalu tampak jingga
aku terus merindukanmu

ah. kau puan kelana
mengapa musti kesana
jauh-jauh puan kembara
sedang dunia punya luka yang sama

mari puan kelana
jangan tinggalkan hamba
toh anggur sama memabukkannya
entah merlot entah cap orang tua

aih. puan kelana
kenapa musti kesana
paris pun penuh marabahaya dan duka nestapa
seperti surabaya

Overall Meaning

The lyrics of Puan Kelana by Indonesian band Silampukau delve into the universal longing for freedom and escape from the mundane routines of life to explore the world beyond. The opening lines refer to the iconic Champs-Γ‰lysΓ©es in Paris, a symbol of glamour, luxury, and sophistication. The image of the tongue connecting with French culture implies a sense of excitement and cultural exchange that enriches the characters' lives. The orange-tinted sky signifies a moment of transition and change, as the woman is still faithful to her partner.


The second verse talks about how the characters dislike tears and sad emotions. They urge each other to leave alone without a trace, as the orange sky brings longing and nostalgia. The chorus repeats the question addressed to the female protagonist, Puan Kelana, who must go on this journey away from familiar surroundings. The male character feels melancholy and worries about the problems the woman might face outside their relationship. The third verse mentions famous French figures such as philosopher René Descartes and writers Molière and Guy de Maupassant, suggesting that French culture and history appeal to the male protagonist's imagination. However, their love is kept humble, and they reject the pride and arrogance that often accompanies worldly knowledge.


Line by Line Meaning

kau putar sekali lagi champs elyses
You spin around once more on Champs ElysΓ©es


lidah kita bertaut ala france
Our tongues intertwine like in France


langit sungguh jingga itu sore
The sky is truly orange that evening


dan kau masih milikku
And you still belong to me


kita tak pernah suka air mata
We never like tears


berangkatlah sendiri ke djuanda
Just leave alone to Juanda


tiap kali langit meremang jingga
Every time the sky turns orange


aku kan merindukanmu
I will miss you


ah. kau puan kelana
Ah, you wanderlust lady


mengapa musti kesana
Why do you have to go there


jauh-jauh puan kembara
Far far away, lady wanderer


sedang dunia punya luka yang sama
While the world has the same wounds


mari puan kelana jangan
Come, wanderlust lady, don't


tinggalkan hamba
Leaves me behind


toh hujan sama menakjubkannya
But the rain is equally magnificent


di paris atau di tiap sudut surabaya
In Paris or in every corner of Surabaya


rene decartes molliere dan maupassant
Rene Descartes, Molière, and Maupassant


kau penuhi kepalaku yang kosong
You fill my empty head


dan perancis membuat kita sombong
And France makes us arrogant


saat kau masih milikku
When you still belong to me


kita tetap membenci air mata
We still hate tears


tiada kabar tiada berita
No news, no report


meski senja tak slalu tampak jingga
Even though sunset doesn't always look orange


aku terus merindukanmu
I keep missing you


ah. kau puan kelana
Ah, you wanderlust lady


mengapa musti kesana
Why do you have to go there


jauh-jauh puan kembara
Far far away, lady wanderer


sedang dunia punya luka yang sama
While the world has the same wounds


mari puan kelana
Come, wanderlust lady


jangan tinggalkan hamba
Don't leave me behind


toh anggur sama memabukkannya
But wine equally intoxicates


entah merlot entah cap orang tua
Either Merlot or Old Monk


aih. puan kelana
Sigh, lady wanderer


kenapa musti kesana
Why do you have to go there


paris pun penuh marabahaya dan duka nestapa
Paris is also full of dangers and misery


seperti surabaya
Just like Surabaya




Contributed by Adam S. Suggest a correction in the comments below.
To comment on or correct specific content, highlight it

Most interesting comment from YouTube:

Prima Ersand

Kau putar sekali lagi Champs-Elysees
Lidah kita bertaut ala Francais
Langit sungguh jingga itu sore
Dan kau masih milikku
Kita tak pernah suka air mata
Berangkatlah sendiri ke Djuanda
Tiap kali langit meremang jingga
Aku 'kan merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh hujan sama menakjubkannya
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya
Rene Decartes, Molliere, dan Maupassant
Kau penuhi kepalaku yang kosong
Dan Perancis membuat kita sombong
Saat kau masih milikku
Kita tetap membenci air mata
Tiada kabar tiada berita
Meski senja tak selalu tampak jingga
Aku terus merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh, anggur sama memabukkannya
Entah Merlot entah Cap Orang Tua
Aih, puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Paris pun penuh marabahaya
Dan duka nestapa
Seperti Surabaya



All comments from YouTube:

--

Lagu bucin yang dikemas dengan berkelas, suwun mas lagu-lagu Silampukau masuk ke telinga dengan lembut sekaliπŸ™

muhammad yusuf

Maksudnya lagu ini apa ?

SABITHA RAZWA KARIMA

@muhammad yusuf cowo yang ga siap ditinggal cewenyaβ€”mau merantau ke prancis.

muhammad yusuf

@SABITHA RAZWA KARIMA makasih ya

syahril bpc

bantu up gan

Prima Ersand

Kau putar sekali lagi Champs-Elysees
Lidah kita bertaut ala Francais
Langit sungguh jingga itu sore
Dan kau masih milikku
Kita tak pernah suka air mata
Berangkatlah sendiri ke Djuanda
Tiap kali langit meremang jingga
Aku 'kan merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh hujan sama menakjubkannya
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya
Rene Decartes, Molliere, dan Maupassant
Kau penuhi kepalaku yang kosong
Dan Perancis membuat kita sombong
Saat kau masih milikku
Kita tetap membenci air mata
Tiada kabar tiada berita
Meski senja tak selalu tampak jingga
Aku terus merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh, anggur sama memabukkannya
Entah Merlot entah Cap Orang Tua
Aih, puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Paris pun penuh marabahaya
Dan duka nestapa
Seperti Surabaya

Kuuzo

woy

Bayu Fernanda

Silampukau

Rnnyydhs

%

Nathanio Bangun

Tuhan, aku terharu..


sound livenya lebih bagus daripada spotify..

lagunya dibawakan dengan penuh rasa

More Comments

More Versions