Selama malang melintang di dunia musik, Utha telah sempat menyabet berbagai prestasi. Tahun 1989, dia mendapat penghargaan Penampilan terbaik kedua pada ASEAN Pop Song Festival 1989 di Manila. Lagu Sesaat Kau Hadir karya cipta Budi Bachtiar dan Aldino menjadi lagu terbaik pertama di Festival tersebut. Saat ini lagu Sesaat Kau Hadir dipopulerkan oleh penyanyi Philipina Ronnie Liang dengan judul Gusto Kita.
Prestasi lain yang diraih Utha adalah Juara 2 Asia Pacific Singing Contest di Hongkong (1989) dan Juara 2 Asia Pacific Broadcasting Union/ABU Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur (1990). Saat itu dirinya berduet bersama Trie Utami dengan lagu Mungkinkah Terjadi karya cipta Jorgy Thito
Pada tanggal 21 Juni 2006, Utha dan penyanyi Jazz lainnya mengadakan konser di Kediri, Jawa Timur, untuk membantu para korban gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
DISKOGRAFI
1982 - NADA DAN APRESIASI
1982 - DENGARLAH SUARA KAMI
1983 - BERSATU DALAM DAMAI
1985 - AKU PASTI DATANG
1986 - AKU TETAP CINTA
1987 - DANSA SUKA - SUKA
1988 - PUNCAK ASMARA
1990 - UNTUK APA LAGI
1991 - MASIH ADA WAKTU
1992 - CLASSIC
1996 - TAK SANGGUP LAGI
Prestasi:
* 1989 - Penampilan terbaik kedua pada ASEAN Pop Song Festival 1989 di Manila, lagu Sesaat Kau Hadir karya cipta Budi Bachtiar dan Aldino menjadi lagu terbaik pertama di Festival tersebut. saat ini lagu Sesaat Kau Hadir dipopulerkan oleh penyanyi Philipina Ronnie Liang dengan judul Gusto Kita.
* 1989 - Juara 2 Asia Pacific Singing Contest di Hongkong.
* 1990 - juara 2 Asia Pacific Broadcasting Union/ABU Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur duet bersama Trie Utami dengan lagu Mungkinkah Terjadi karya cipta Jorgy Thito.
Tersiksa Lagi
Utha Likumahuwa Lyrics
Jump to: Overall Meaning ↴ Line by Line Meaning ↴
Bulan dan bintang 'kan bersemi lagi
Bagaikan pelita yang datang
Menyinari sukma yang hilangkan lara
Duka nestapa
Kala burung berkicau
Mentari pagi akan datang lagi
Menghangatkan hati yang sedang dimabuk asmara
Dan menyiksa raga
Di manakah akan kucari pengganti dirimu?
Entah di mana?
oh di mana?
Di mana?
Di mana lagi harus kucari?
Mengapakah diri ini harus tersiksa lagi?
Entah mengapa?
Oh, mengapa?
Mengapa?
Tersiksa lagi
Kala surya menghilang
Bulan dan bintang 'kan bersemi lagi
Bagaikan pelita yang datang
Menyinari sukma yang hilangkan lara
Duka nestapa
Kala burung berkicau
Mentari pagi akan datang lagi
Menghangatkan hati yang sedang dimabuk asmara
Dan menyiksa raga
Di manakah akan kucari pengganti dirimu?
Entah di mana?
Oh, di mana?
Di mana?
Di mana lagi harus kucari?
Mengapakah diri ini harus tersiksa lagi?
Entah mengapa?
Oh, mengapa?
Mengapa?
Tersiksa lagi
The song "Tersiksa Lagi" by Utha Likumahuwa combines themes of heartbreak, longing, and the beauty of nature. The lyrics describe the pain of losing someone, and the struggle to move on and find a new love. The song begins with a melancholic tone, as the singer describes the disappearance of the sun and the emergence of the moon and stars. However, the arrival of these celestial bodies also brings a sense of hope and new beginnings, represented by the metaphor of a lantern illuminating a troubled soul.
As the song continues, the melody picks up pace and the singer shifts his attention to the natural world, describing the chirping of birds and the warmth of the morning sun. These images represent the passage of time and the gradual healing of a broken heart. However, the chorus repeats the question of where the singer will find a replacement for his lost love, emphasizing the difficulty of moving on and finding a new path. The repetition of the phrase "Tersiksa lagi" at the end of the song underscores the pain and frustration of going through the heartbreak process again.
Overall, "Tersiksa Lagi" is a thoughtful and emotionally charged representation of the complexities of love and heartbreak.
Line by Line Meaning
Kala surya menghilang
As the sun disappears
Bulan dan bintang 'kan bersemi lagi
The moon and stars will shine once more
Bagaikan pelita yang datang
Like a lantern that arrives
Menyinari sukma yang hilangkan lara
Illuminating the soul that seeks release
Duka nestapa
Grief and despair
Kala burung berkicau
When the birds sing
Mentari pagi akan datang lagi
The morning sun will rise again
Menghangatkan hati yang sedang dimabuk asmara
Warming the hearts that are intoxicated with love
Dan menyiksa raga
And torturing the body
Di manakah akan kucari pengganti dirimu?
Where shall I search for a replacement for you?
Entah di mana?
I wonder where?
Oh di mana?
Oh, where?
Di mana?
Where?
Di mana lagi harus kucari?
Where else must I search?
Mengapakah diri ini harus tersiksa lagi?
Why must I suffer again?
Entah mengapa?
I wonder why?
Oh, mengapa?
Oh, why?
Mengapa?
Why?
Tersiksa lagi
Suffer again
Writer(s): CHRIST KAYHATU, GEORGIE LEIWAKABESSY
Contributed by Taylor B. Suggest a correction in the comments below.